Friday, October 31, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

121 Orang Tewas dalam Operasi Polisi di Brasil, Diduga Ada Penyiksaan

Mistar.idJumat, 31 Oktober 2025 16.36
JS
121_orang_tewas_dalam_operasi_polisi_di_brasil_diduga_ada_penyiksaan

Polisi Brasil melakukan operasi dan menangkap sejumlah orang. (foto:epa/mistar)

news_banner

Rio de Janeiro, MISTAR.ID

Operasi besar-besaran polisi Brasil terhadap geng narkotika di Rio de Janeiro menewaskan sedikitnya 121 orang. Laporan Reuters, Jumat (31/10/2025), menyebut sebagian besar korban tewas saat mencoba melarikan diri dari operasi yang menargetkan kelompok kriminal Comando Vermelho.

Suasana duka menyelimuti kamar mayat di Rio sejak Kamis (30/10/2025). Ratusan keluarga korban berdatangan untuk mengidentifikasi kerabat mereka yang tewas dalam penggerebekan paling mematikan dalam sejarah Brasil. Beberapa jasad dilaporkan ditemukan di pinggiran hutan dengan kondisi mengenaskan, bahkan ada yang diduga dipenggal.

Operasi itu menargetkan geng Comando Vermelho, kelompok yang menguasai perdagangan narkoba di sejumlah kawasan kumuh (favela) di perbukitan Rio. Baku tembak antara polisi dan kelompok bersenjata berlangsung sejak Selasa malam waktu setempat.

“Setiap pelanggaran yang mungkin terjadi yang saya yakini tidak ada akan diselidiki,” ujar Sekretaris Keamanan Negara Bagian Rio, Victor Santos.

Namun, kesaksian warga menunjukkan adanya indikasi kekerasan berlebihan. Beberapa saksi mata mengaku melihat korban dengan tangan terikat dan tubuh penuh luka siksaan.

Situasi ini memicu gelombang protes dari masyarakat sipil dan kelompok hak asasi manusia (HAM). Data pemerintah menunjukkan, sepanjang tahun lalu, lebih dari 6.000 orang tewas akibat tindakan aparat kepolisian di Brasil.

Meski menuai kritik, Gubernur Rio de Janeiro, Claudio Castro, tetap membela operasi tersebut. “Korban sebenarnya adalah para petugas yang gugur. Semua korban lainnya adalah penjahat,” tegasnya.

Castro juga dijadwalkan bertemu sejumlah gubernur berhaluan kanan yang datang untuk menunjukkan dukungan terhadap operasi itu.

Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, menyatakan sikap berhati-hati atas insiden ini. Ia menegaskan pentingnya koordinasi nasional dalam memerangi kejahatan terorganisir tanpa membahayakan warga sipil.

“Pemerintah Brasil tidak menoleransi organisasi kriminal dan akan memerangi mereka dengan semangat yang semakin besar,” tulis Lula di media sosial.

Pada hari yang sama, Lula menandatangani undang-undang baru untuk memperkuat perlindungan bagi aparat penegak hukum dalam pemberantasan kejahatan terorganisir.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penyelidikan menyeluruh dan independen atas tingginya jumlah korban jiwa.

Anggota Kongres sayap kiri Talíria Petrone juga menuding operasi itu sarat pelanggaran HAM. “Kami menuntut kebenaran, keadilan, dan akuntabilitas atas pembantaian lain di favela,” tulis Petrone melalui media sosial.

Hingga Kamis (30/10/2025) pagi, lebih dari 100 jenazah belum teridentifikasi. Sejumlah keluarga masih menunggu di luar kamar mayat untuk memastikan nasib kerabat mereka.

Kepolisian Brasil menyebut empat anggota mereka turut tewas dalam baku tembak, sementara sisanya merupakan anggota geng bersenjata.

Menteri Kehakiman Brasil, Ricardo Lewandowski, mengatakan pemerintah federal terkejut dengan skala operasi tersebut. Ia memastikan operasi itu tidak berkaitan dengan acara internasional yang akan digelar Rio pekan depan, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) C40 para wali kota dunia dan Penghargaan Earthshot yang dihadiri Pangeran William. (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN