Friday, August 8, 2025
home_banner_first
SAINS & TEKNOLOGI

Waspada Ancaman Siber di Tengah Tren Penggunaan AI, Perusahaan Harus Lakukan Ini

journalist-avatar-top
Jumat, 8 Agustus 2025 08.28
waspada_ancaman_siber_di_tengah_tren_penggunaan_ai_perusahaan_harus_lakukan_ini

Ilustrasi serangan siber. (foto: istimewa)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Seiring meningkatnya antusiasme terhadap penggunaan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI), perusahaan diminta tidak lengah terhadap potensi serangan siber yang ikut berkembang pesat.

Country Director Fortinet Indonesia, Edwin Lim, menekankan langkah awal yang krusial adalah meningkatkan kesadaran seluruh elemen perusahaan terhadap ancaman tersebut melalui edukasi dan pendekatan berbasis risiko.

“Keamanan siber kini bukan lagi menjadi tanggung jawab eksklusif tim IT. Ini adalah tanggung jawab kolektif, baik di level individu maupun korporasi,” ujar Edwin dalam keterangannya, kemarin.

Ia menjelaskan setiap individu pengguna perangkat digital—seperti smartphone, smartwatch, hingga tablet—berpotensi menjadi pintu masuk bagi pelaku kejahatan siber. Kondisi ini memperumit upaya perusahaan dalam mengamankan sistem internal, terutama karena banyaknya penggunaan perangkat pribadi yang terhubung ke jaringan perusahaan.

Dalam menghadapi serangan yang semakin canggih serta semakin cepat dengan bantuan AI, Fortinet menekankan pentingnya pelatihan keamanan siber secara menyeluruh bagi karyawan agar mereka dapat memanfaatkan AI secara aman dan bertanggung jawab.

Edwin juga mengingatkan agar perusahaan tidak hanya bergantung pada investasi alat keamanan canggih, tetapi juga membangun proses yang tepat dan menyiapkan SDM yang kompeten. “Percuma punya alat mahal jika tidak ada yang bisa mengoperasikannya,” katanya.

Sebagai bagian dari komitmennya, Fortinet menawarkan layanan penilaian risiko siber dan pembuatan cetak biru (blueprint) keamanan secara gratis. Perusahaan ini juga telah mengintegrasikan teknologi AI dalam berbagai solusi keamanannya, termasuk deteksi ancaman berlapis, pemantauan anomali, dan analisis aktivitas mencurigakan di dark web.

Edwin kemudian mengingatkan pentingnya membangun budaya keamanan (security culture) sebagai komponen krusial yang melengkapi aspek manusia (people), proses (process), dan teknologi (technology) dalam menghadapi lanskap ancaman digital masa kini. (mtr/hm24)

REPORTER: