NASA & SpaceX Bawa Bakteri ke ISS, Teliti Dampak Mikrogravitasi pada Resistansi Antibiotik

lustrasi bakteri. (foto:pexels/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Tanggal 1 Agustus 2025, misi Crew-11 NASA yang diluncurkan oleh SpaceX menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) tidak hanya membawa astronot, tetapi juga beberapa strain bakteri patogen.
Tujuannya mempelajari dampak mikrogravitasi terhadap pertumbuhan dan kemampuan bakteri melawan antibiotik.
Tim Crew-11 merapat ke ISS pada 2 Agustus 2025 dan kini beradaptasi dengan kehidupan di orbit. Eksperimen ini merupakan kolaborasi Sheba Medical Center (Israel) dan SpaceTango (AS), seperti dikutip dari Engadget, Jumat (8/8/2025).
Bakteri Patogen di Lingkungan Mikrogravitasi
Dalam penelitian ini, para ilmuwan menumbuhkan Escherichia coli, Salmonella bongori, dan Salmonella typhimurium.
Bakteri akan diinkubasi di ISS, lalu dibekukan pada -80°C sebelum dibawa kembali ke Bumi. Strain tersebut akan dibandingkan dengan bakteri yang ditumbuhkan di laboratorium Bumi untuk melihat perbedaan pertumbuhan, mutasi, dan tingkat resistansi.
Tujuan Penelitian
Menurut Ohad Gal-Mor, Kepala Laboratorium Penelitian Penyakit Menular di Sheba Medical Center, penelitian ini untuk pertama kalinya akan memetakan profil ekspresi genetik bakteri patogen secara sistematis di luar angkasa.
Hasilnya diharapkan memahami perilaku bakteri di tubuh manusia di luar angkasa dan Bumi, mengetahui kecepatan penyebaran bakteri, serta mempelajari kemampuan bakteri menghindari pengobatan.
Manfaat bagi Astronot & Kehidupan di Bumi
Astronot rentan terhadap infeksi karena kombinasi stres, paparan radiasi, dan sistem imun yang melemah di ruang angkasa. Penelitian ini juga relevan untuk Bumi, di tengah meningkatnya ancaman superbug bakteri resisten antibiotik.
Jika eksperimen ini sukses, temuan dari luar angkasa dapat membuka jalan bagi strategi medis baru untuk melindungi kru misi jangka panjang sekaligus membantu melawan infeksi yang sulit diobati di Bumi. (**/hm16)