Thursday, September 18, 2025
home_banner_first
SAINS & TEKNOLOGI

Spesies Tikus Purbakala Baru Ditemukan di Amazon, Berusia 10 Juta Tahun

Kamis, 18 September 2025 08.56
spesies_tikus_purbakala_baru_ditemukan_di_amazon_berusia_10_juta_tahun_

Rekonstruksi hipotetis Acarechimys hunikuini. (foto: Márcio Castro)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Para ilmuwan telah menemukan spesies baru hewan pengerat purba dari genus Acarechimys di wilayah hutan Amazon, Brasil. Penemuan fosil ini memperkaya pemahaman ilmiah tentang keragaman fauna yang pernah hidup di Amerika Selatan selama periode Miosen, sekitar 10 juta tahun lalu.

Fosil berupa fragmen rahang dan gigi ditemukan di Formasi Solimões, dekat kota Feijó, Negara Bagian Acre, dalam ekspedisi pada tahun 2019 dan 2022. Spesies baru ini dinamakan Acarechimys hunikuini, sebagai penghormatan kepada masyarakat adat Huni Kuin yang tinggal di wilayah tersebut.

Acarechimys hunikuini termasuk dalam Octodontoidea, salah satu superfamili dalam kelompok pengerat Caviomorpha, yang saat ini mencakup hewan seperti tikus berduri, cavy, dan landak Dunia Baru.

Menurut Dr Emmanuelle Fontoura, paleontolog dari Universidade Federal de Santa Maria dan CAPPA, kelompok Hystricognathous Neotropis memiliki keragaman taksonomi dan ekologi yang luar biasa.

“Kemunculan pengerat jenis ini di catatan fosil Amerika Selatan muncul tiba-tiba pada akhir Eosen, lalu berkembang pesat sejak awal Oligosen,” ujarnya.

Hasil analisis menunjukkan Caviomorpha di zaman Miosen telah sangat beragam dan hidup berdampingan dengan berbagai kelompok mamalia lain seperti primata, kelelawar, sirenia, serta hewan seperti buaya, kura-kura, dan ikan. Bahkan fosil tumbuhan juga ditemukan di lokasi yang sama.

Penemuan Acarechimys hunikuini mendukung teori beberapa garis keturunan pengerat bertahan lebih lama di wilayah tropis dibandingkan dengan kawasan lain.

Formasi Solimões dikenal sebagai salah satu situs fosil vertebrata paling kaya di Amerika Selatan sejak abad ke-19. Para peneliti menyebut wilayah ini sebagai “harta karun paleontologi”.

“Ini adalah catatan paling akhir dari genus Acarechimys, dan memperkuat pola bertahannya kelompok pengerat ini di wilayah tropis hingga akhir Miosen,” tulis tim peneliti dalam jurnal Journal of Vertebrate Paleontology.

Meski penemuan ini sangat signifikan, studi tentang genus Acarechimys masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah terbatasnya data, dominasi temuan berupa gigi terisolasi, serta perbedaan pandangan antarpeneliti dalam klasifikasi.

“Penelitian lanjutan sangat dibutuhkan untuk menggali lebih jauh diversifikasi dan dinamika temporal dari kelompok Octodontoidea,” tutur tim peneliti. (mtr/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN