Wali Kota Medan Optimis Sekolah Rakyat Berjalan Sukses

Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas saat meninjau Sekolah Rakyat. (foto:istimewa/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menyatakan optimismenya terhadap pelaksanaan Sekolah Rakyat (SR) di Kota Medan. Program ini mencakup jenjang SMP yang telah dimulai sejak Juli 2025, serta jenjang SD dan SMA yang baru dimulai pada 30 September 2025.
"Pastinya kita optimis program Sekolah Rakyat ini berjalan sukses di Kota Medan," ujar Rico, Rabu (8/10/2025).
Menurutnya, meskipun Sekolah Rakyat Terintegrasi 30 Medan yang berlokasi di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) baru dimulai sejak akhir September, ia yakin pelaksanaannya akan sesuai harapan.
"Sekolah Rakyat ini kan multi entry, multi exit, jadi keluar masuknya tergantung capaian anak-anak. Tidak ada masalah meski tingkat SD dan SMA baru mulai per 30 September," katanya.
Masih Tahap Penyesuaian
Rico mengakui bahwa pelaksanaan SR Terintegrasi masih dalam tahap awal dan belum sepenuhnya sempurna. Namun, ia memastikan bahwa Pemko Medan akan terus berkoordinasi dan melakukan evaluasi guna menyempurnakan pelaksanaannya.
"Ini kan masih awal-awal, masih penyesuaian. Saya rasa yang paling penting adalah niat baik untuk menyiapkan Sekolah Rakyat ini agar benar-benar bisa berjalan di Kota Medan," katanya.
Rico juga menegaskan bahwa Sekolah Rakyat adalah program strategis yang menyentuh langsung masyarakat kurang mampu, khususnya mereka yang terdata dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
"Program ini memang harus kita dukung karena anak-anak ini sangat butuh perhatian, terutama dari sisi finansial. Mereka adalah harapan kita," tuturnya.
Dinsos: Siswa Jalani MPLS, Hanya Kekurangan Guru Agama
Kepala Dinas Sosial Kota Medan, Khoiruddin Rangkuti, menambahkan bahwa saat ini para siswa Sekolah Rakyat tingkat SD dan SMA tengah menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
"Sekolah Rakyat ini konsepnya boarding school, siswa tinggal di sana. Jadi sekolah tidak akan kesulitan mengejar ketertinggalan pelajaran," katanya.
Meski demikian, Khoiruddin mengakui adanya kekurangan tenaga pengajar, khususnya guru Agama Islam dan Kristen.
"Kekurangan ini sudah kami laporkan ke Pak Wali dan dalam waktu dekat akan segera dipenuhi," tuturnya. (hm27)