Sunday, November 9, 2025
home_banner_first
SAHABAT PENDIDIKAN

Sekolah Lima Hari di Siantar, Akademisi: Seharusnya Simulasi Dahulu

Mistar.idMinggu, 9 November 2025 15.42
EH
AS
sekolah_lima_hari_di_siantar_akademisi_seharusnya_simulasi_dahulu

Ilustrasi siswa sekolah. (Foto: Istimewa/Mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Penerapan sekolah lima hari di Pematangsiantar telah berjalan sejak tahun ajaran 2025/2026. Menanggapi sistem ini, Akademisi Universitas Simalungun, Bismar Sibuea, mengatakan kebijakan ini memang berawal dari kebijakan yang dibuat oleh beberapa kepala daerah. Menurutnya, kebijakan sekolah lima hari merupakan kebijakan yang latah.

"Padahal kebijakan harusnya diambil dari evaluasi program yang tidak efektif dan efisien bukan karena popularitas kebijakan tersebut," ujarnya, kepada Mistar.id Minggu (9/11/2025).

Pemadatan jadwal sekolah menjadi lima hari tentunya memerlukan formulasi yang matang dan sebaiknya dilakukan simulasi terlebih dahulu.

"Jangan tiba-tiba di implementasikan, semoga dinas pendidikan sudah melakukan observasi dan evaluasi dari simulasi kebijakan tersebut. karna kalau ditelaah, perubahan lima hari ke enam hari. Tentunya memerlukan banyak penyesuaian,” ujarnya.

Dilanjutkan Bismar lagi, “Seperti penyesuaian kurikulum, desain roster mata pelajaran dan ada mata pelajaran yang tidak efektif jika diajarkan di sore hari, atau siang menjelang sore."

Berkaca dari diri kita masing-masing saat sekolah dahulu, ada Jam-jam yang memang secara fisik kita sudah mulai lelah, mengantuk, jika belajar mata pelajaran yang memerlukan fokus tinggi.

"Selain murid, tenaga pendidik tentunya menjadi ujung tombak kebijakan ini, siapkah guru pulang sore? Masih dalam keadaan fit kah mengajar? Apakah ada tambahan gaji, nah ini formulanya kan harus disepakati oleh pihak-pihak yang terlibat," ujarnya.

Ia menambahkan, Dinas pendidikan juga sangat perlu mempertimbangkan kehidupan sosial siswa di daerah masing-masing.

"Jangan sampai para siswa jadi individu-individu yang apatis di kampungnya. Bahkan ada siswa yang biasanya pulang pukul 14.00 WIB langsung membantu orang tuanya bekerja, bahkan mencari nafkah untuk keluarga. Harus benar-benar dikaji secara matang dan melakukan beberapa pendekatan. Dibutuhkan pula konsep oleh pakar dari transdisiplin," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Hamdani Lubis, mengatakan masalah lima hari sekolah sudah ditindaklanjuti dan sudah dilakukan dengar pendapat dengan Komisi II DPRD.

"Bagaimana pelaksanaannya ke depan masih perlu beberapa hal yang harus dilakukan," ucapnya. (Abdi)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN