Mahasiswa USU Gaungkan Kampanye Zero Food Waste Lewat ReDishcovery

Ketua Panitia ReDishcovery, Jennifer Francesca. (foto: susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Sampah makanan masih dianggap remeh oleh sebagian besar masyarakat, padahal dampaknya bisa merembet ke persoalan lingkungan, ekonomi, hingga sosial. Hal itu ditegaskan Ketua Panitia ReDishcovery, Jennifer Francesca, yang menyebut kampanye Zero Food Waste perlu digaungkan secara luas, terutama di kalangan generasi muda.
Ia bersama timnya yang merupakan gabungan dari mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara (USU) dengan konsentrasi Public Relation, membentuk kegiatan kampanye Zero Food Waste ini bertujuan untuk mengedukasi dan membangun pemahaman masyarakat bahwa sampah-sampah sisa makanan bukan masalah sepele.
“Jadi, mari kita mulai sama-sama sadar soal hal itu, barulah kemudian berpengaruh ke action kita supaya bisa mengurangi food waste,” ujar Jennifer, Jumat (3/10/2025).
Nama ReDishcovery, jelas Jennifer, berasal dari kata ‘Re’ (kembali), ‘dish’ (makanan), dan ‘discovery’ (penemuan), yang dimaknai sebagai ajakan untuk kembali menemukan makna dari makanan yang sering dianggap ‘sisa’.
Baca Juga: Mobil Hemat Energi Karya Mahasiswa USU
Menurut Jennifer, ide kampanye ini lahir dari keresahan bersama setelah menemukan data bahwa rumah tangga di Kota Medan masih menghasilkan food waste dalam jumlah tinggi. “Artinya, masyarakat belum aware. Makanya kami merasa harus menyuarakan dan memberikan pemahaman tentang bahayanya food waste,” katanya.
Para mahasiswa itu juga menghadirkan live cooking dan talk show bersama Chief Communication and Community Engagement Officer Aksata Pangan, Karina Nursyafira. Aksata Pangan sendiri membuka food drive dan memperkenalkan konsep food bank, yang tidak hanya mengelola food waste, tetapi juga food surplus dan food loss.
“Kita sebagai masyarakat tidak usah merasa ‘aku bukan orang penting’. Semua bisa berkontribusi supaya semakin sedikit sampah makanan yang dihasilkan,” ucap Jennifer mengutip pernyataan Karina.
Jennifer berharap pesan kampanye ini tidak berhenti di kegiatan utama. “Semoga masyarakat sudah punya awareness soal bahayanya sisa makanan dan termotivasi untuk mulai dari kehidupan sehari-hari mereka, supaya tidak ikut berkontribusi menghasilkan sampah makanan,” ucapnya.
Salah satu peserta, Trisha, mengaku mendapat wawasan baru setelah mengikuti kampanye ini. Ia mengaku tidak kepikiran bahwa sisa makanan malah menjadi masalah.
“Awalnya saya pikir, karena organik bisa terurai. Tapi ternyata food waste itu termasuk sampah yang cukup besar di Indonesia. Jadi setelah acara ini, saya jadi lebih tahu gimana mengelolanya lebih baik,” tuturnya.
Mahasiswa ilmu komunikasi semester 5 itu pun berkomitmen mengubah kebiasaannya sehari-hari. “Biasanya, sebagai anak kos yang masak pakai magic com, nasi itu sering sisa. Setelah ikut acara ini, saya jadi komit nggak akan membuang-buang nasi. Kalau lebih, ya disimpan dan diolah lagi, misalnya jadi nasi goreng,” katanya sembari tersenyum.
PREVIOUS ARTICLE
Bupati Maya Hasmita Serahkan Bantuan Pendidikan kepada 17 Mahasiswa Labuhanbatu yang Akan Kuliah di Al Azhar Kairo