Wednesday, October 15, 2025
home_banner_first
SAHABAT PENDIDIKAN

Gubernur Banten Aktifkan Lagi Kepsek yang Tampar Siswa, Itu Bentuk Kasih Sayang

Mistar.idRabu, 15 Oktober 2025 18.23
RF
gubernur_banten_aktifkan_lagi_kepsek_yang_tampar_siswa_itu_bentuk_kasih_sayang

Spanduk pernyataan sikap siswa SMAN 1 Cimarga Jalan Raya Leuwidamar Kecamatan Cimarga Lebak Banten yang mendemo Kepala Sekolah karena menampar siswa yang kedapatan merokok dilingkungan sekolah. (foto:pikiranrakyat/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Gubernur Banten, Andra Soni, menyatakan bahwa Dini Fitria, Kepala SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, akan kembali diaktifkan usai sebelumnya dinonaktifkan akibat insiden penamparan terhadap seorang siswa yang ketahuan merokok di lingkungan sekolah.

Menurut Andra, penonaktifan Dini hanyalah langkah sementara untuk menstabilkan situasi di sekolah, yang sempat tidak kondusif pasca kejadian tersebut.

“Guru sudah tidak bisa mengarahkan murid ke kelas selama dua hari. Sudah mulai muncul ketidakhormatan. Maka, Disdik memutuskan penonaktifan sementara agar pembelajaran kembali normal,” ujar Andra dalam konferensi pers di Kantor Gubernur Banten, Kota Serang, Rabu (15/10/2025).

Andra juga menegaskan bahwa tindakan penonaktifan bukan bentuk hukuman, dan Dini akan kembali menjabat sebagai kepala sekolah.

“Saya bisa saja memindahkan Ibu Dini ke sekolah lain. Tapi, presedennya bagaimana? Saya tidak ingin justru menimbulkan masalah baru,” katanya.

Dua Pihak Berdamai: Gubernur Fasilitasi Pertemuan

Sebelumnya, Gubernur Andra memfasilitasi pertemuan antara Dini Fitria dan siswa berinisial ILP (17) yang menjadi korban tamparan. Pertemuan yang digelar tertutup di Kantor Gubernur Banten tersebut berlangsung dengan suasana damai dan saling memaafkan.

“Ibu, saya minta maaf karena sudah membuat kesalahan yang fatal,” ujar ILP dengan nada menyesal.

Dini pun membalas dengan permohonan maaf:

“Ibu maafkan, dan Ibu juga minta maaf atas kata-kata Ibu. Semoga lukanya di hati Indra bisa hilang,” ujarnya dengan suara lembut.

Ia juga mendoakan Indra menjadi pribadi sukses dan menegaskan bahwa tindakannya semata-mata lahir dari rasa sayang dan tanggung jawab moral seorang guru.

"Itu Refleks, Bukan Niat Menyakiti"

Dini menjelaskan, tindakan menegur secara keras terhadap siswa yang merokok di lingkungan sekolah adalah refleks spontan, bukan bentuk kekerasan yang disengaja.

“Tidak ada guru yang ingin menyakiti muridnya. Saat itu semua terjadi begitu saja, dan itu murni karena rasa tanggung jawab seorang guru,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa waktu pembinaan guru terbatas hanya selama jam sekolah, sementara selebihnya merupakan tanggung jawab orangtua.

“Guru hanya bisa membina dari pukul 07.00 hingga 15.30. Selebihnya adalah bagian dari pendidikan keluarga di rumah,” tambah Dini.

Gubernur Banten: Guru Tak Boleh Takut Menegur

Andra Soni menekankan bahwa kasus ini harus menjadi pelajaran bagi dunia pendidikan agar tidak menciptakan ketakutan bagi guru dalam menegur murid yang berbuat salah.

“Ini pelajaran bagi semua. Jangan sampai guru takut menegur siswa hanya karena khawatir dilaporkan ke polisi. Sekolah bukan tempat untuk merokok, baik bagi siswa maupun guru,” tuturnya. (berbagaisumber/hm27)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN