Saturday, October 18, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Renungan Haru di Unud untuk TAS, Kampus Tegaskan Tak Ada Perundungan

Mistar.idSabtu, 18 Oktober 2025 08.25
RJ
renungan_haru_di_unud_untuk_tas_kampus_tegaskan_tak_ada_perundungan

Malam renungan digelar untuk mendoakan TAS, mahasiswa Sosiologi Universitas Udayana (Unud) yang meninggal dunia. (foto:liputan6/mistar)

news_banner

Denpasar, MISTAR.ID

Himpunan Mahasiswa (HIMA) Sosiologi Universitas Udayana (Unud), Bali, menggelar renungan malam untuk mengenang kepergian salah satu mahasiswa, TAS (22), dari Jurusan Sosiologi angkatan 2022.

Kegiatan tersebut berlangsung pada Jumat (17/10/2025) malam di depan Gedung FISIP Sudirman, Denpasar.

Acara dihadiri oleh keluarga almarhum, termasuk ibunda TAS, staf kampus, serta mahasiswa lintas jurusan yang datang untuk memberikan doa dan dukungan. Suasana haru menyelimuti malam itu, diiringi isak tangis keluarga dan teman-teman dekat TAS.

Dalam suasana penuh duka, ibunda TAS mengenang sosok anaknya yang dikenal lembut dan penuh perhatian. “Saya bilang, ‘Ibu terima kasih, saya sangat bersyukur karena punya kamu sebagai anak,’ dan dengan manisnya Timmy (panggilan TAS) menjawab, ‘Iya Mami, saya juga bersyukur punya Anda sebagai ibu. You are a good mom,’” ujarnya dengan nada haru.

Ibunda TAS menceritakan bahwa semasa SMA, anaknya mengambil jurusan IPA, namun memilih melanjutkan kuliah di jurusan Sosiologi karena ketertarikan terhadap fenomena sosial. “Dia sangat suka mempelajari fenomena sosial dan bertanya mengapa suatu hal terjadi. Saya melihat dia benar-benar menikmati bidangnya,” katanya.

Ia juga berterima kasih kepada para dosen, staf, dan teman-teman kampus yang selama ini menjadi sahabat diskusi bagi anaknya. “Saya berterima kasih kepada pihak rumah sakit, konselor, fakultas, dan universitas yang mendampingi kami hingga proses kremasi,” ujarnya.

Sementara itu, Deon, sahabat dekat TAS sejak awal perkuliahan, mengenang almarhum sebagai sosok yang peduli dan menghargai sesama. “Dia sangat peduli dan dicintai banyak orang. Bahkan sebelum perpisahan pun dia masih sempat tersenyum,” kata Deon.

Rekan relawan bernama Fira juga mengenang TAS sebagai sosok yang aktif dalam isu sosial.

“Sehari sebelum orasi, almarhum mengajukan diri sebagai relawan pencegahan kekerasan seksual. Ia bahkan hadir paling awal di titik kumpul dan membagikan selebaran edukatif,” ungkap Fira.

Klarifikasi Kampus: Tak Ada Unsur Perundungan

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Perencanaan sekaligus Plt. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Informasi FISIP Unud, Dr. I Made Anom Wiranata, memberikan penjelasan terkait kematian TAS.

Menurut Anom, pihak kampus telah melakukan penyelidikan dan wawancara terhadap sejumlah pihak, termasuk dirinya yang menjadi saksi mata. “Itu kemungkinan besar bukan karena ketidaksengajaan. Dugaan sementara, korban jatuh setelah melompat,” ujarnya.

Anom menjelaskan bahwa secara akademik TAS merupakan mahasiswa berprestasi dengan IPK 3,91 dan dikenal rajin membantu teman-temannya. “Dia sangat dicintai. Banyak mahasiswa lintas prodi datang memberikan dukungan,” tambahnya.

Terkait isu perundungan, Anom menegaskan tidak ada bukti yang mengarah ke dugaan tersebut. “Memang ada percakapan internal grup satu angkatan yang mengandung ujaran tanpa empati, namun itu muncul setelah peristiwa terjadi,” jelasnya.

Anom menambahkan, motif meninggalnya TAS belum dapat dipastikan. Secara akademik, sosial, dan hubungan dengan dosen, semuanya berjalan baik. “TAS juga tengah menjalani bimbingan skripsi dengan dua dosen pembimbing yang kooperatif,” ujarnya.

Unud, kata Anom, telah menyediakan layanan konseling dan kanal pengaduan bagi mahasiswa yang membutuhkan pendampingan psikologis.

“Kami selalu membuka diri. Mahasiswa bisa menghubungi kami 24 jam untuk menyampaikan keluhan,” tegasnya.

Anom mengajak seluruh civitas akademika untuk menjaga nilai gotong royong dan saling mendengarkan. “Apapun masalahnya, mari kita bahas bersama. Semua ada jalan keluarnya,” pungkasnya.

Sebelumnya, TAS ditemukan meninggal dunia setelah diduga melompat dari lantai empat Gedung FISIP Unud di Jalan Sudirman, Denpasar, pada Rabu (15/10/2025) pagi.

Kasi Humas Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Sukadi, menjelaskan bahwa korban tampak gelisah sebelum kejadian. “Sekitar 15 menit sebelum kejadian, korban terlihat panik dan mondar-mandir di sekitar kampus,” ujarnya.

TAS kemudian melompat dan jatuh di depan lobi gedung. Ia sempat dilarikan ke RSUP Prof. IGNG Ngoerah, namun meninggal dunia pukul 13.03 Wita akibat pendarahan internal.

Humas RSUP Prof. IGNG Ngoerah, I Dewa Ketut Kresna, membenarkan korban mengalami luka berat di lengan kanan, paha kanan, dan tulang panggul.

Tanggapan dan Langkah Kampus

Menanggapi isu yang beredar di media sosial terkait dugaan perundungan, pihak kampus menjatuhkan sanksi pendidikan terhadap mahasiswa yang terbukti melakukan komentar tidak pantas.

“Mahasiswa tersebut kami beri sanksi pengurangan nilai soft skill selama satu semester. Sanksi ini bersifat mendidik, bukan menghukum,” ujar Anom.

Pihak Humas Unud, Dewi Pascarani, mengatakan dekanat tengah melakukan pendalaman dan pertemuan dengan mahasiswa terkait. “Kami berkoordinasi dengan fakultas dan pihak terkait untuk memastikan semua proses berjalan sesuai aturan,” katanya. (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN