Saturday, October 18, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Purbaya Yudhi Sadewa Ancam Pecat Pegawai Bea Cukai Nongkrong di Starbucks

Mistar.idSabtu, 18 Oktober 2025 08.52
RJ
purbaya_yudhi_sadewa_ancam_pecat_pegawai_bea_cukai_nongkrong_di_starbucks

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. (foto:detik/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meluapkan kemarahannya kepada sejumlah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang kedapatan nongkrong di kedai kopi Starbucks saat jam kerja dengan mengenakan seragam dinas.

Respons keras itu disampaikan setelah Purbaya menerima aduan melalui layanan “Lapor Pak Purbaya” yang dirilis pada Rabu (15/10/2025). Dalam laporan tersebut, masyarakat menginformasikan adanya gerombolan petugas Bea Cukai yang kerap nongkrong bersama aparat berpakaian preman di Starbucks.

Tak hanya nongkrong, para pegawai itu juga disebut membahas pengamanan dan penjualan aset bisnis.

“Saya baru tahu, walaupun kita sudah menggebrak-gebrak, masih ada yang begini di bawah. Artinya, mereka tidak peduli, menganggap saya main-main,” kata Purbaya saat media briefing di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).

Purbaya pun mengancam akan memecat pegawai Bea Cukai jika kejadian serupa terulang.

“Senin depan kalau ada yang ketemu begini lagi, saya akan pecat. Walaupun katanya memecat pegawai negeri susah, saya akan pecat, saya persulit hidupnya. Masa nongkrong di Starbucks pakai seragam? Tidak kira-kira!” tegasnya.

Ia menambahkan, ancaman itu berlaku tidak hanya bagi pegawai Bea Cukai, tetapi juga seluruh pegawai Direktorat Jenderal Pajak. Menurutnya, selama ini laporan dari bawahannya selalu terlihat bagus, namun kondisi lapangan justru menunjukkan sebaliknya.

Untuk menampung aduan publik, Purbaya membuka kanal laporan masyarakat melalui nomor WhatsApp 0822-4040-6600. Ia menegaskan bahwa tidak ada pegawai Bea Cukai maupun Pajak yang dapat mengakses isi laporan tersebut, sehingga kerahasiaan pelapor tetap terjamin.

“Mereka pikir menteri cuma lima tahun, habis itu mereka bisa berkuasa lagi. Sekarang tidak akan saya biarkan. Kalau saya diganti empat tahun, kalian duluan yang saya ganti,” ujarnya.

Sejak diluncurkan, layanan “Lapor Pak Purbaya” telah menerima 15.933 pesan WhatsApp, dengan 189 laporan masuk kategori aduan dan 10 kasus tengah diproses. Sebanyak 2.459 pesan berisi apresiasi publik, sementara 13.285 pesan lainnya masih diverifikasi.

Sorotan untuk Bea Cukai dan Rokok Ilegal

Selain soal nongkrong di Starbucks, Purbaya juga menyoroti laporan masyarakat terkait dugaan keterlibatan oknum Bea Cukai dalam praktik backing peredaran rokok ilegal.

Dalam laporan yang dibacakannya, masyarakat menilai Bea Cukai lebih sering menindak warung-warung kecil daripada distributor besar.

“Mereka (Bea Cukai) lebih banyak merazia warung kecil daripada membasmi distributornya. Ini sama saja memberi ruang bagi cukong-cukong besar,” ucapnya.

Menanggapi hal itu, Purbaya berjanji akan menindak tegas oknum yang terlibat dan mengerahkan tim khusus dari Ditjen Bea Cukai serta Ditjen Pajak untuk menuntaskan persoalan tersebut.

“Katanya banyak backing-nya, dan kebanyakan justru orang Bea Cukai sendiri. Tapi yang jelas, akan kita bereskan,” tegasnya. (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN