Monday, July 28, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Demokrat Tepis Terlibat Isu Ijazah Jokowi

journalist-avatar-top
Senin, 28 Juli 2025 08.51
demokrat_tepis_terlibat_isu_ijazah_jokowi

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra. (Foto: Istimewa/Mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Partai Demokrat secara tegas membantah tudingan bahwa mereka berada di balik maraknya isu dugaan ijazah palsu milik mantan Presiden Joko Widodo.

Melalui pernyataan resmi, Demokrat menyebut tuduhan tersebut sebagai fitnah yang tidak berdasar dan merupakan upaya adu domba antara Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Presiden Jokowi.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyampaikan istilah "partai biru" yang dikaitkan dengan Demokrat adalah insinuasi yang menyesatkan dan mencemarkan nama baik partai.

“Fitnah ini tidak memiliki dasar. Upaya mengaitkan Demokrat dengan isu ijazah palsu hanya untuk memprovokasi dan memecah belah,” ujar Herzaky dalam pernyataan tertulisnya, Senin (28/7/2025).

Demokrat juga menegaskan bahwa Roy Suryo, yang sebelumnya menyampaikan opini terkait dugaan ijazah palsu, sudah tidak lagi menjadi bagian dari partai sejak tahun 2019. Pengunduran dirinya diterima karena perbedaan pandangan yang tidak lagi sejalan dengan kebijakan partai.

Lebih lanjut, Herzaky menegaskan hubungan antara keluarga SBY dan keluarga Jokowi selama ini berjalan sangat baik dan harmonis. Ia mencontohkan kehadiran Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep dalam Kongres V Partai Demokrat yang dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sebaliknya, Demokrat juga mengirim delegasi ke Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin Kaesang.

“Bahkan, Wakil Presiden Gibran menjenguk langsung Pak SBY di RSPAD saat beliau dirawat,” tuturnya Herzaky.

Demokrat mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi oleh isu yang dianggap dapat merusak ruang publik dan tidak mencerminkan demokrasi yang sehat.

“Kami berharap klarifikasi ini bisa meluruskan informasi yang berkembang dan menghentikan upaya adu domba yang tidak bertanggung jawab,” kata Herzaky. (ril/hm25)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN