Monday, October 27, 2025
home_banner_first
MEDAN

Kisah Haru Petugas Keamanan MTsN di Sumut, Diangkat Jadi PPPK Sebulan Sebelum Pensiun

Mistar.idSenin, 27 Oktober 2025 13.21
journalist-avatar-top
SH
kisah_haru_petugas_keamanan_mtsn_di_sumut_diangkat_jadi_pppk_sebulan_sebelum_pensiun

Dirman Tumangger (kiri), petugas keamanan di MTsN Pakpak Bharat yang menerima SK PPPK di usia 58 tahun (foto:Kemenag Sumut/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Sebanyak 660 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Sumut) resmi menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan.

Pelantikan yang merupakan bagian dari pengangkatan 13.224 PPPK Tahap II Non Optimalisasi Formasi Tahun 2024 di lingkungan Kementerian Agama RI itu, berlangsung serentak secara nasional melalui Zoom Meeting dan dipimpin Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar.

Di Sumut, Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf (Penais Zawa) Kanwil Kemenag Sumut, Zulfan Efendi, menegaskan bahwa pelantikan tersebut bukan akhir perjuangan, melainkan awal dari pengabdian baru.

“Jadilah ASN yang berintegritas, berorientasi pada pelayanan, dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat serta institusi,” ucapnya, Senin (27/10/2025).

Namun di balik euforia pelantikan itu, terselip kisah menyentuh dari Dirman Tumangger, petugas keamanan di MTsN Pakpak Bharat. Pria berusia 58 tahun itu tak kuasa menahan haru karena akhirnya ia dapat merasakan status yang sudah lama diimpikan, meski masa tugasnya hanya tersisa satu bulan.

“Ini pencapaian yang sudah lama saya nantikan. Walaupun masa pengabdian saya tinggal sebentar, saya bangga akhirnya bisa menjadi abdi negara,” ujarnya.

Selama hampir lima tahun, Dirman setia menjaga keamanan madrasah tempatnya bertugas. Setiap pagi ia berdiri di gerbang sekolah, menyapa guru dan siswa dengan senyum ramah. Baginya, bekerja bukan semata karena gaji, melainkan wujud dari rasa tanggung jawab dan kecintaannya terhadap amanah.

Proses menuju pengangkatan PPPK bukan hal mudah baginya. Ia harus melewati seleksi berkas dan penantian panjang sebelum namanya benar-benar diumumkan. Namun, semua itu terbayar lunas dengan diterimanya SK.

“Saya bersyukur dan berterima kasih kepada Kementerian Agama, juga kepada keluarga serta rekan-rekan yang selalu mendukung dan mendorong saya,” katanya.

Dengan waktu pengabdian yang tersisa, Dirman memilih tetap bekerja seperti biasa. Ia ingin menutup masa tugasnya dengan penuh makna.

“Bagi saya, pengabdian itu tidak diukur dari berapa lama waktu kita mengabdi, tapi dari ketulusan hati,” tuturnya.

Momen ini menjadi penutup yang indah dari perjalanan panjang pengabdiannya, sekaligus bukti bahwa ketulusan dan kesabaran dalam bekerja akan selalu mendapatkan balasannya, meski datang di penghujung waktu.

(hm17)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN