Friday, September 5, 2025
home_banner_first
KESEHATAN

Dampak Gas Air Mata pada Mata: Dokter Ungkap Risiko Luka Kornea hingga Gangguan Penglihatan

journalist-avatar-top
Jumat, 5 September 2025 06.01
dampak_gas_air_mata_pada_mata_dokter_ungkap_risiko_luka_kornea_hingga_gangguan_penglihatan

Massa aksi demonstran di Medan menggunakan pasta gigi untuk mengatasi efek gas air mata (foto:berry/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Gas air mata yang sering digunakan aparat saat pengendalian massa ternyata memiliki risiko serius bagi kesehatan mata. Hal ini disampaikan Dokter Spesialis Mata, dr Heri Purwoko, Sp.M (K), yang menjelaskan bahwa zat kimia tersebut bersifat iritan dan bisa merusak jaringan sensitif pada mata.

“Gas air mata merupakan zat kimia yang bersifat iritan. Artinya bisa membuat iritasi, baik di kulit, saluran nafas, selaput bening mata maupun kornea,” ujarnya kepada Mistar, Kamis (4/9/2025).

Menurutnya, pada kulit kelopak mata, dampaknya bisa berupa rasa gatal, panas, pedih, atau perih. Sedangkan pada mata, gas air mata bisa memicu iritasi hingga luka lecet di kornea.

“Dampak lainnya pada mata yaitu erosi atau luka lecet pada kornea. Tentu akan menimbulkan keluhan berupa pedih, perih, merah dan gatal,” ucapnya.

Ia menambahkan, kondisi tersebut dapat membuat mata berair, bahkan menyebabkan penglihatan kabur. “Kalau ada erosi di kornea mata, maka tentu akan kabur atau menurunkan ketajaman penglihatan kita,” jelas dokter yang juga tergabung di Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) itu.

Meski luka kornea biasanya bisa sembuh dalam 24 hingga 48 jam, Heri menekankan adanya risiko komplikasi serius. “Apabila terjadi iritasi atau erosi pada kornea, kemudian kornea yang terkena kotoran maka bisa terjadi infeksi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Heri yang merupakan alumnus Universitas Airlangga tersebut mengatakan, infeksi di kornea bisa berujung pada kerusakan permanen.

“Infeksi tersebut bisa menyebabkan luka pada kornea dan membuat kornea jadi membusuk hingga menyebabkan penglihatan akan menurun atau kabur. Misalnya terjadi erosi pada ulkus kornea yang sudah terinfeksi dan meskipun telah sembuh, biasanya didapatkan bekas luka di kornea dan kadang permanen,” katanya. (Berry/hm17)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN