Berjalan Kaki Turunkan Risiko Stroke, Berapa Lama Harus Dilakukan?

Ilustrasi stroke. (Foto: Emergencyphysicians/Mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Stroke terjadi saat aliran darah ke otak tersumbat atau terhenti, baik karena pembuluh darah tersumbat (stroke iskemik) maupun pecah (stroke hemoragik). Kondisi ini dapat berdampak serius pada kesehatan bahkan mengancam jiwa.
Salah satu langkah sederhana untuk menurunkan risiko stroke adalah rutin berjalan kaki. Dokter spesialis saraf, dr Zicky Yombana, SpS, menegaskan aktivitas fisik apa pun, termasuk berjalan kaki, efektif membantu mengurangi risiko terkena stroke.
“Jalan kaki bisa, karena jalan kaki, saya lupa berapa banyaknya (jumlah langkah). Pokoknya setiap aktivitas fisik, mau jalan kaki, mau berenang, mau apapun, tentunya akan menurunkan faktor risiko yang disebut sindrom metabolik,” kata dr Zicky kepada detikcom, Sabtu (12/7/2025).
Sindrom metabolik mencakup faktor-faktor risiko seperti kelebihan berat badan, tekanan darah tinggi, dan gangguan aliran darah. Aktivitas fisik seperti berjalan kaki membantu menjaga tekanan darah tetap stabil, melancarkan aliran darah, hingga mengurangi lingkar pinggul — faktor penting yang dapat memperlambat risiko terkena stroke.
Sayangnya, dr Zicky juga menyoroti kebiasaan malas bergerak alias mager yang masih banyak dijumpai di masyarakat Indonesia. Contohnya, orang memilih naik taksi online meskipun jaraknya sangat dekat, atau enggan berjalan kaki di pusat perbelanjaan.
“Dia maunya di sini, nggak mau jalan. Mau turun di mal mesti di depan lobby. Jompo amat sih,” ujarnya.
Berapa Lama Harus Berjalan Kaki?
Lantas, berapa lama sebenarnya kita perlu berjalan kaki untuk melindungi diri dari risiko stroke?
Penelitian terbaru dari Cambridge University memberikan jawabannya. Cukup dengan berjalan cepat selama 11 menit setiap hari — atau setara 75 menit per minggu — risiko stroke, penyakit jantung, bahkan beberapa jenis kanker dapat ditekan secara signifikan.
Studi yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine menganalisis 196 penelitian yang melibatkan lebih dari 30 juta partisipan. Hasilnya, 75 menit aktivitas fisik intensitas sedang per minggu mampu mengurangi risiko kematian dini secara keseluruhan hingga 23 persen.
“Kita tahu aktivitas fisik seperti berjalan kaki atau bersepeda baik untuk Anda, terutama jika membuat detak jantung meningkat,” kata Profesor James Woodcock dari Unit Epidemiologi Dewan Riset Medis Cambridge, dikutip dari CBS News.
“Namun, yang kami temukan adalah ada manfaat kesehatan yang besar bagi jantung dan pengurangan risiko kanker, meski Anda hanya mampu melakukannya 10 menit setiap hari.”
Dengan kata lain, tidak perlu berjam-jam berolahraga untuk mendapatkan manfaat kesehatan. Cukup luangkan waktu sekitar 11 menit sehari untuk berjalan cepat, dan Anda sudah berinvestasi besar untuk menjaga kesehatan jantung, mengurangi risiko stroke, serta mencegah berbagai penyakit serius lainnya.[]