RSF Diduga Eksekusi Ribuan Warga Sipil di El-Fasher, Rumah Sakit Jadi Lokasi Pembantaian

Anggota Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) saat perang saudara Sudan berkecamuk pada 30 Oktober 2025. (Foto: AFP)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Tragedi kemanusiaan kembali mengguncang Sudan. Pasukan Dukungan Cepat atau Rapid Support Forces (RSF) diduga mengeksekusi warga sipil dan pasien di rumah sakit setelah menguasai El-Fasher, ibu kota Darfur Utara.
Menurut laporan Sudanese Coordination of Resistance Committees, hampir seluruh pasien dan tenaga medis di Rumah Sakit Al Saudi menjadi korban pembantaian setelah kota itu jatuh ke tangan RSF. Citra satelit dari Humanitarian Research Lab, Yale School of Public Health, menunjukkan adanya puluhan gundukan tanah dan perubahan warna tanah kemerahan di sekitar rumah sakit, yang diduga sebagai lokasi penguburan massal.
Laporan lapangan menyebut lebih dari 2.000 warga sipil tewas dalam tiga hari. Komunikasi di El-Fasher terputus setelah RSF mematikan jaringan satelit. Sejumlah saksi mata yang berhasil melarikan diri mengaku pasukan RSF menjarah harta warga dan menembak siapa pun yang dicurigai memiliki hubungan dengan militer Sudan.
Baca Juga: Fakta-Fakta Perang Saudara Sudan
Konflik antara RSF yang dipimpin Mohamed Hamdan Dagalo (Hemeti) dan Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) di bawah komando Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan telah berlangsung sejak April 2023. Pertikaian ini menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di Afrika, dengan lebih dari 14 juta orang mengungsi dan 140 ribu korban jiwa.
RSF dituduh melakukan genosida dan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia. Meski begitu, kelompok itu membantah tuduhan tersebut dan mengklaim pembentukan Sudan Founding Alliance (TASIS) bertujuan menciptakan pemerintahan perdamaian. Namun, pengamat internasional menilai langkah itu hanya cara RSF mencari legitimasi politik.
Pengamat menilai kekayaan emas di Darfur menjadi faktor utama perebutan wilayah. RSF disebut menerima pasokan senjata dari Uni Emirat Arab melalui Chad, sementara SAF mendapat dukungan dari Mesir dan Qatar. Situasi ini membuat Sudan kian terjebak dalam konflik yang mengancam jutaan nyawa warga sipil. (hm17)
PREVIOUS ARTICLE
Fakta-Fakta Perang Saudara Sudan





















