Thursday, August 7, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Netanyahu Dorong Penaklukan Total Gaza, Dikecam Militer dan Dunia Internasional

journalist-avatar-top
Kamis, 7 Agustus 2025 21.35
netanyahu_dorong_penaklukan_total_gaza_dikecam_militer_dan_dunia_internasional

Warga Palestina yang tinggal di Gaza mencari perlindungan (Foto: Istimewa/Mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali menuai kritik tajam setelah menyatakan niatnya untuk melakukan penaklukan total atas Jalur Gaza. Rencana ini dilontarkan di tengah konflik berkepanjangan yang telah menewaskan lebih dari 60 ribu warga Palestina sejak Oktober 2023.

Langkah kontroversial Netanyahu ini tak hanya dikritik oleh komunitas internasional, tetapi juga oleh jajaran militer Israel sendiri. Kepala Staf Militer (IDF), Letjen Eyal Zamir, secara terbuka menolak rencana tersebut karena dinilai akan memperburuk situasi, memperpanjang perang, dan membahayakan keselamatan sekitar 50 sandera yang masih berada di Gaza.

Dalam rapat kabinet keamanan pada Selasa (5/8/2025), Zamir memperingatkan bahwa pendudukan penuh Gaza dapat membebani pasukan yang telah mengalami kelelahan berat, terutama di kalangan pasukan cadangan. Ia mengusulkan pendekatan alternatif, seperti pengepungan wilayah tertentu alih-alih invasi total. Namun, Netanyahu bersikeras untuk melanjutkan rencana eskalasi militer skala besar.

Netanyahu dijadwalkan menggelar rapat Dewan Keamanan Israel pada Kamis untuk mengesahkan rencana penaklukan tersebut. Militer Israel sendiri mengklaim telah menguasai 75% wilayah Gaza, namun Zamir mengingatkan bahwa pendudukan penuh hanya akan membuka luka lama, mengingat Israel pernah menarik diri dari Gaza dua dekade lalu.

Di sisi lain, tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat. Negara-negara Barat seperti Prancis dan Inggris kini mempertimbangkan untuk mengakui Palestina sebagai negara resmi pada bulan September. Ini menjadi sinyal bahwa dukungan internasional terhadap Israel mulai melemah.

Kritik keras juga datang dari dalam negeri. Pemimpin oposisi Yair Lapid menilai rencana Netanyahu sebagai "ide yang sangat buruk", dan menegaskan bahwa masyarakat Israel sudah lelah dengan perang yang tak kunjung usai.

Sementara itu, situasi kemanusiaan di Gaza kian memburuk. Dalam 24 jam terakhir, 138 orang tewas akibat serangan, termasuk lima korban kelaparan. Total korban kelaparan kini mencapai 193 jiwa, termasuk 96 anak-anak. Persediaan makanan menipis, dengan hanya 1,5% lahan pertanian yang masih bisa diakses.

Distribusi bantuan juga jauh dari cukup. Meski otoritas Israel mengklaim 300 truk bantuan telah masuk Gaza, otoritas lokal menyebut hanya 84 truk yang benar-benar sampai ke warga, jauh dari kebutuhan harian minimal 600 truk.

Kondisi ini menunjukkan jurang perbedaan antara kepentingan politik Netanyahu dan kebutuhan nyata rakyat di lapangan. Penolakan dari berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri, menandai babak baru dalam konflik berkepanjangan yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.(*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN