Wednesday, October 29, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

RSF Dituding Lakukan Pembunuhan Massal di Sudan, Arab Saudi hingga Turki Kecam Keras

Mistar.idRabu, 29 Oktober 2025 20.06
JS
rsf_dituding_lakukan_pembunuhan_massal_di_sudan_arab_saudi_hingga_turki_kecam_keras

Pasukan Dukungan Cepat (RSF). (foto:afp/mistar)

news_banner

Riyadh, MISTAR.ID

Gelombang kecaman internasional datang dari Arab Saudi, Mesir, Qatar, Turki, dan Yordania terhadap Pasukan Dukungan Cepat (RSF) setelah muncul bukti baru terkait pembantaian massal di Kota El-Fasher, Sudan.

Kecaman keras ini muncul seiring laporan lembaga riset Universitas Yale yang menemukan citra satelit menunjukkan ratusan jasad dan bekas darah di jalanan El-Fasher, wilayah strategis di Darfur yang kini jatuh ke tangan RSF.

Menurut laporan pemerintah Sudan, seperti dilansir, Rabu (29/10/2025), sedikitnya 2.000 warga sipil tewas sejak pasukan RSF menyerbu El-Fasher, benteng terakhir militer Sudan (SAF) di wilayah Darfur, setelah pengepungan selama 17 bulan.

Organisasi kemanusiaan juga melaporkan kekejaman terhadap warga sipil, eksekusi singkat, kekerasan seksual, dan serangan rumah ke rumah, yang disebut sebagai pembersihan etnis paling brutal sejak konflik 2023.

Kecaman Lima Negara Arab

Arab Saudi menyampaikan “keprihatinan mendalam atas pelanggaran hak asasi manusia yang berat” dan mendesak RSF menghentikan kekerasan terhadap warga sipil.

Mesir menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera dan menegaskan dukungan terhadap persatuan dan kedaulatan Sudan. Turki menyerukan penghentian permusuhan serta menjamin perjalanan aman bagi bantuan kemanusiaan.

Qatar mengecam kekejaman RSF dan menegaskan pentingnya dialog untuk solusi damai. Yordania menyoroti “kebutuhan mendesak untuk menahan diri dan melindungi nyawa warga sipil.”

PBB dan Dunia Bereaksi

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres menilai kejatuhan El-Fasher sebagai “eskalasi mengerikan” dan memperingatkan meningkatnya campur tangan asing, yang disebut memperburuk peluang gencatan senjata.

Pemerintah Sudan dan kelompok HAM menuding Uni Emirat Arab memasok senjata kepada RSF tuduhan yang telah dibantah oleh UEA.

Sementara itu, Laboratorium Penelitian Kemanusiaan Universitas Yale menyebut tindakan RSF di El-Fasher “berpotensi termasuk kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” bahkan dapat meningkat menjadi genosida.

“Kami melihat bukti pembunuhan massal dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di Darfur,” kata Nathaniel Raymond, Direktur Eksekutif Laboratorium Penelitian Kemanusiaan Yale.

Siapa RSF dan Mengapa Mereka Ditakuti

RSF merupakan evolusi dari milisi Janjaweed, yang terkenal karena pembantaian etnis di Darfur sejak awal 2000-an. Dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo (Hemedti), RSF bertransformasi menjadi kekuatan militer resmi pada 2013 di bawah pemerintahan Omar al-Bashir.

Sejak konflik meletus pada April 2023, RSF dituduh melakukan genosida, pemerkosaan massal, dan eksekusi terhadap kelompok non-Arab seperti Masalit dan Fur.

Pada Januari 2025, Amerika Serikat secara resmi menetapkan RSF sebagai pelaku genosida di Darfur.

PBB memperingatkan bahwa kekerasan di El-Fasher dapat menandai fase baru genosida, menegaskan kembali bahwa dunia internasional harus bertindak sebelum tragedi kemanusiaan Sudan semakin memburuk. (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN