Thursday, November 6, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Bagaimana Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim, Bisa Menang di Kota dengan Populasi Yahudi Terbesar?

Mistar.idKamis, 6 November 2025 19.44
journalist-avatar-top
bagaimana_zohran_mamdani_wali_kota_muslim_bisa_menang_di_kota_dengan_populasi_yahudi_terbesar

Zohran Mamdani (Foto: Isimewa/Mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kemenangan Zohran Mamdani sebagai wali kota Muslim pertama di New York mencatat sejarah baru dalam politik Amerika Serikat. Keberhasilannya mencuri perhatian publik karena ia menang di kota dengan populasi Yahudi terbesar di luar Israel, tanpa mengandalkan dukungan mayoritas dari komunitas tersebut.

Dilansir dari Middle East Eye, New York merupakan rumah bagi hampir satu juta warga Yahudi, menjadikannya kekuatan politik penting dalam setiap pemilihan. Selama ini, dukungan terhadap Israel dianggap syarat mutlak untuk menang di kota tersebut. Namun, Mamdani berhasil mematahkan tradisi itu.

Politikus muda berusia 34 tahun keturunan Asia Selatan ini justru mendapat dukungan dari kalangan Yahudi progresif dan sayap kiri, terutama dari mereka yang menentang kebijakan Israel terhadap Palestina.

Dalam jajak pendapat, dukungan masyarakat Yahudi terhadap Mamdani berada di kisaran 10–33 persen, bahkan beberapa survei menunjukkan 67 persen pemilih Yahudi muda di bawah usia 44 tahun mendukungnya.

“Saya berharap dapat menjadi wali kota bagi setiap orang yang menganggap kota ini sebagai rumah, termasuk warga Yahudi yang memilih kampanye kami maupun yang tidak,” ujar Mamdani dalam konferensi pers, dikutip dari The Times of Israel.

Kelompok “Yahudi untuk Zohran” yang beranggotakan pemuda Yahudi dan organisasi seperti Jewish Voice for Peace serta Jews for Racial and Economic Justice aktif berkampanye untuk Mamdani.

Salah satu pendukungnya, Jacob Bloomfield, mengatakan bahwa banyak Yahudi muda kini tidak lagi melihat Israel sebagai representasi mereka.

“Kami mendukung Mamdani karena ia memperjuangkan keadilan sosial—perumahan, pendidikan, transportasi, dan kesehatan bagi semua warga New York,” ungkap Bloomfield.

Sementara itu, aktor Yahudi Matt Ketai (36) menilai tuduhan Islamofobia dan antisemitisme yang diarahkan kepada Mamdani justru kontraproduktif.

“Semua tuduhan itu membuat saya merasa tidak aman sebagai Yahudi. Mamdani hanya ingin membuat kota ini menjadi tempat yang lebih baik bagi semua orang,” ujarnya.

Kemenangan Mamdani sekaligus menandai perubahan besar dalam politik Amerika, di mana solidaritas lintas agama mulai terbentuk di tengah meningkatnya ketegangan global terkait konflik di Gaza.(hm17)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN