Wednesday, September 3, 2025
home_banner_first
HUKUM & PERISTIWA

Warga Desak Usut Dugaan Malapraktik di RS Metta Medika Sibolga

journalist-avatar-top
Rabu, 3 September 2025 21.28
warga_desak_usut_dugaan_malapraktik_di_rs_metta_medika_sibolga

Aksi penggalangan donasi bantuan yang dilakukan di Simpang Tiga Aido Kota Sibolga. (foto: Syaiful/mistar)

news_banner

Sibolga, MISTAR.ID

Sejumlah warga yang tergabung dalam Komunitas Sadar Kesehatan Sibolga-Tapanuli Tengah melakukan aksi di depan RS Metta Medika Sibolga, Rabu (3/9/2025). Aksi itu menuntut keadilan atas dugaan malapraktik yang menimpa Olivia Febriani Pasaribu.

Tak sekadar orasi, massa juga melakukan penggalangan dana untuk diserahkan langsung kepada pihak rumah sakit. Namun, jangan salah, penyerahan uang ini bukan bentuk simpati, melainkan sindiran keras atas tawaran tak manusiawi yang sebelumnya dilakukan RS Metta Medika kepada keluarga korban.

Sindiran pedas untuk empati Rp10 Juta

Dalam aksi tersebut, Jerry, Koordinator Lapangan, menyebut tindakan RS Metta Medika yang menawarkan Rp10 juta kepada keluarga korban sebagai bentuk penyelesaian masalah adalah pelecehan terhadap nilai kemanusiaan.

“Bayangkan, nyawa manusia seolah dihargai hanya Rp10 juta. Kalau memang RS ini butuh uang, kami bantu tambah lagi! Karena dugaan kami, mereka ini memaksakan operasi hanya demi klaim BPJS dan menjadikan pasien sebagai bahan percobaan,” tegas Jerry lantang.

Sindiran tersebut kian menohok ketika uang hasil penggalangan dana yang dikumpulkan warga justru diserahkan ke RS sebagai simbol kekecewaan, sebelum akhirnya pihak RS mengembalikannya kepada keluarga korban.

Dalam orasinya, M Yusuf Damanik, penanggung jawab aksi, menyatakan tragedi yang dialami Olivia bukan sekadar kesalahan teknis, melainkan bentuk dugaan kelalaian fatal yang harus diusut.

“Ini bukan sekadar malapraktik, ini dugaan kejahatan atas nama pelayanan kesehatan. Kami tidak ingin ada korban berikutnya! Hentikan praktik-praktik yang memaksa pasien demi uang klaim BPJS!,” katanya.

Adapun Empat Tuntutan Utama untuk RS Metta Medika Sibolga dan Polres Sibolga yaitu, pertama, usut tuntas dugaan malapraktik secara transparan dan adil, kedua, tindak tegas agar tak ada korban berikutnya, ketiga, pihak RS wajib bertanggung jawab penuh atas kondisi dan masa depan korban serta memberi klarifikasi publik dan keempat, ajak masyarakat mengawal kasus ini hingga selesai sebagai bentuk solidaritas.

Direktur RS Metta Medika, dr Ratna, akhirnya menerima pernyataan sikap dan berjanji melakukan mediasi dengan keluarga korban. “Kami akan upayakan mediasi secepatnya untuk mencari solusi,” ujarnya.

Namun, langkah ini tak serta merta meredam kemarahan publik. Warga menegaskan mediasi bukan alasan untuk menghapus proses hukum. Kini bola panas berada di tangan Polres Sibolga. Masyarakat menunggu apakah hukum berpihak pada kebenaran atau kembali tunduk pada kekuatan modal. (Syaiful/hm18)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN