Siswa SMK di Padangsidimpuan Ngadu ke Gubernur, Sekolah Mereka Dihancurkan Demi Sekolah Rakyat

Siswa-siswi SMK Pertanian Pembangunan Negeri Padangsidimpuan menyampaikan aspirasi ke kantor Gubernur Sumut. (foto: iqbal/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Puluhan siswa dan alumni SMK Pertanian Pembangunan Negeri Padangsidimpuan mendatangi Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jumat (18/7/2025), untuk mengadukan nasib sekolah mereka yang dibongkar sepihak tanpa sosialisasi.
Fery Madona Rambe, 32 tahun, alumni yang turut mendampingi para siswa, menyampaikan gedung sekolah mereka telah dihancurkan demi pembangunan Sekolah Rakyat, meskipun program itu bukan kewenangan Pemerintah Provinsi.
"Jangan korbankan sekolah kami hanya demi program Sekolah Rakyat. Sekolah kami dibongkar tanpa koordinasi, tanpa sosialisasi, dan tanpa mekanisme yang jelas," ujar Fery kepada wartawan.
Menurutnya, SMK yang berdiri sejak tahun 1988 itu merupakan aset milik Pemprov Sumut di bawah Dinas Pendidikan. Namun justru menjadi sasaran penggusuran oleh proyek Sekolah Rakyat yang notabene merupakan program pemerintah kabupaten/kota.
"Kami bingung kenapa SMK ini jadi lokasi pembangunan Sekolah Rakyat, padahal ini aset provinsi. Program itu kan dari pemerintah kabupaten/kota," katanya.
Fery menambahkan, meskipun jumlah siswa tidak terlalu banyak, sekolah tersebut sudah menggratiskan biaya pendidikan dan kini memiliki empat jurusan, dari sebelumnya hanya dua.
"Tanpa Sekolah Rakyat pun, sekolah ini sudah digratiskan. Tapi sekarang, proses belajar mengajar terhambat karena gedungnya dirubuhkan," ucap Fery.
Ia menjelaskan, seluruh bangunan sekolah diratakan saat masa libur sekolah sekitar dua minggu lalu, kecuali gedung asrama yang kini digunakan sebagai ruang belajar sementara.
"Guru-guru bingung, siswa tak tahu nasibnya. Ada wacana mereka mau dipindahkan ke sekolah lain. Orang tua siswa juga menolak keras," tuturnya.
Para orang tua, menurut Fery, berharap anak-anak mereka tetap melanjutkan pendidikan di SMK tersebut, mengingat sekolah ini memiliki fokus pada sektor pertanian, yang sejalan dengan program ketahanan pangan nasional.
"Presiden juga menekankan pentingnya ketahanan pangan. Maka pendidikan pertanian seperti ini semestinya dipertahankan, bukan digusur begitu saja," ucapnya. (iqbal/hm24)
BERITA TERPOPULER









