Monday, June 23, 2025
home_banner_first
HUKUM & PERISTIWA

ART Disiksa Brutal Pakai Obeng di Batam, Keluarga Desak Pelaku Ditangkap

journalist-avatar-top
Senin, 23 Juni 2025 12.46
art_disiksa_brutal_pakai_obeng_di_batam_keluarga_desak_pelaku_ditangkap

Wajah korban peluh luka akibat diduga disiksa (f:ist/mistar)

news_banner

Batam, MISTAR.ID

Air mata tak henti mengalir dari wajah Angraini, kakak kandung Intan, seorang Asisten Rumah Tangga (ART) asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mengalami penyiksaan berat selama bekerja di Batam. Suaranya bergetar saat menceritakan derita adiknya yang bekerja untuk menghidupi keluarga, namun justru diperlakukan secara tidak manusiawi.

Intan bekerja di rumah seorang perempuan bernama Roslina, di kawasan elit Sukajadi, Batam. Harapan untuk mengubah nasib berubah menjadi derita panjang selama satu tahun terakhir.

“Adik saya dipukul pakai sapu, bahkan obeng. Ditendang di kepala, dada, wajah, bahkan alat kelaminnya. Ia juga dipanggil dengan kata-kata kotor seperti anjing, babi, lonte,” ungkap Angraini, Minggu (22/6/2025).

Selama bekerja, Intan tidak diizinkan memegang ponsel. Ia benar-benar terisolasi, tanpa akses komunikasi dengan dunia luar.

Penderitaannya baru terungkap setelah ia nekat meminjam ponsel milik tetangga majikan dan menghubungi keluarganya.

“Dengan suara gemetar, ia menceritakan semua luka dan penderitaannya,” kata Angraini.

Keluarga yang datang langsung ke rumah majikan mendapati pintu terkunci dan tidak diizinkan masuk. Setelah memaksa masuk, mereka menemukan Intan dalam kondisi mengenaskan, tubuh penuh luka lebam dan psikis yang terguncang.

Korban langsung dilarikan ke RS Elisabet untuk penanganan medis. Pemeriksaan awal menunjukkan luka memar parah dan dugaan cedera dalam.

“Ini bukan hanya luka fisik. Ini luka di hati dan jiwa. Intan datang untuk bekerja, bukan untuk disiksa seperti hewan,” tambah Angraini lirih.

Suami Angraini telah melaporkan kejadian ini ke Polresta Barelang. Pihak keluarga menuntut agar pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.

Kisah Intan menyayat hati publik dan membuka kembali luka lama terkait minimnya perlindungan bagi pekerja rumah tangga, terutama mereka yang berasal dari daerah terpencil.

“Satu-satunya yang bisa menyembuhkan luka Intan adalah keadilan,” tegas Angraini.

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN