Wednesday, October 1, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Pengamat: Inflasi Sumut Lampaui Pertumbuhan Ekonomi, Daya Beli Masyarakat Tertekan

Rabu, 1 Oktober 2025 17.43
pengamat_inflasi_sumut_lampaui_pertumbuhan_ekonomi_daya_beli_masyarakat_tertekan_

Pengamat Ekonomi USIU, Gunawan Benjamin. (foto: istimewa)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) di kuartal kedua 2025 yang tercatat sebesar 4,69 persen secara tahunan (y-on-y), ternyata dikalahkan oleh tekanan inflasi tahunan (September 2025) yang mencapai 5,32 persen.

Kondisi ini menimbulkan kerugian riil bagi masyarakat, karena kenaikan pendapatan tidak mampu menutupi lonjakan pengeluaran.

Pengamat Ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, menganalogikan data ini secara kasar, pengeluaran masyarakat di Sumut bertambah 5,32 persen dalam setahun terakhir, tetapi kenaikan pendapatan hanya 4,69 persen.

Gunawan menegaskan bahwa dari dua indikator ini, inflasi sebenarnya yang relatif lebih bisa dikendalikan dengan upaya (effort) yang lebih masif, terutama saat harga kebutuhan pokok terus naik.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi masih harus berhadapan dengan sejumlah tantangan berat, seperti efisiensi anggaran yang rendah, ketidakpastian ekonomi global, daya beli yang melemah, tingginya undisbursed loan, hingga harga komoditas yang melandai.

"Sudah pasti masyarakat rugi karena kenaikan pendapatan tidak serta merta mampu menutupi pengeluaran," ujar Gunawan, Rabu (1/10/2025).

Ia menyebut, tumpuan pertumbuhan ekonomi Sumut saat ini masih sangat mengandalkan dorongan dari belanja pemerintah, termasuk belanja rutin, bantuan sosial, dan program-program besar lainnya.

Gunawan juga menyoroti peran pemerintah daerah (Pemda) Sumut yang seharusnya bisa lebih sigap meredam gejolak harga di masa mendatang. Ia mengingatkan Pemda agar lebih berhati-hati saat terjadi deflasi beruntun, sebab kondisi ini merupakan sinyal akan terjadinya inflasi besar di periode berikutnya.

"Di saat deflasi terjadi secara berturut-turut, maka yakinlah inflasi besar akan terjadi, mitigasi inflasi harus dipersiapkan jauh hari sebelum terlambat," katanya.

Saat ini, upaya pemerintah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) masih terkonsentrasi pada komoditas beras. Gunawan menyarankan agar GPM diperluas ke komoditas lain dan tidak hanya fokus di hilir (penjualan murah), tetapi juga di hulu dengan memastikan ketersediaan produksi pangan di Sumut.

"Inflasi tinggi saat ini yang terlihat dari kenaikan harga cabai, memang akan menjaga geliat petani untuk bercocok tanam," ucapnya.

Namun, Gunawan khawatir terganggunya tren belanja masyarakat dapat memaksa penurunan supply atau produksi, sehingga Sumut berisiko terjebak dalam bahaya deflasi maupun inflasi tinggi yang berulang.

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN