Thursday, September 18, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Kadin Sumut: Dana Rp200 Triliun ke Himbara Harus Prioritaskan Pertanian dan UMKM

Kamis, 18 September 2025 09.23
kadin_sumut_dana_rp200_triliun_ke_himbara_harus_prioritaskan_pertanian_dan_umkm_

Ketua Umum Kadin Sumut, Firsal Dida Mutyara. (foto: amita/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara (Sumut), Firsal Dida Mutyara, menegaskan penempatan dana cadangan pemerintah sebesar Rp200 triliun ke lima bank Himbara (Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI) harus diarahkan untuk menggerakkan sektor-sektor strategis di daerah, terutama di Sumut.

Menurutnya, alokasi dana ini sebaiknya difokuskan pada sektor pertanian dan perkebunan, UMKM, pariwisata, infrastruktur, serta industri pengolahan dan manufaktur, yang dinilai memiliki potensi besar dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.

“Sektor pertanian, UMKM, dan sektor strategis lain harus diprioritaskan karena kontribusinya langsung terhadap lapangan kerja dan daya beli masyarakat,” ujarnya, Kamis (18/9/2025).

Firsal menyebutkan, sektor pertanian dan perkebunan di Sumut memiliki komoditas unggulan seperti kelapa sawit, karet, dan kopi. Namun, banyak pelaku usaha masih menghadapi kendala dalam peremajaan lahan dan modernisasi teknologi produksi.

“Dengan dukungan pendanaan, produk pertanian Sumut bisa naik kelas dan bersaing di pasar global,” katanya.

Firsal juga menyoroti pentingnya peran UMKM, khususnya di sektor perdagangan dan jasa, sebagai motor utama ekonomi lokal.

“Saat ini perbankan cenderung konservatif menyalurkan kredit produktif. Dana ini bisa menjadi katalis agar perbankan lebih berani menyalurkan pinjaman dengan bunga lebih rendah,” ucapnya.

Ia menilai dampak penyaluran dana ke UMKM akan terasa langsung di masyarakat melalui peningkatan lapangan kerja, daya beli, dan aktivitas ekonomi rumah tangga. “Proyek strategis memang penting, tetapi efeknya jangka panjang. Sementara UMKM langsung menggerakkan ekonomi akar rumput,” tutur Firsal.

Di sisi lain, infrastruktur dan industri pengolahan juga penting untuk memperkuat konektivitas dan mendorong pertumbuhan industri berbasis nilai tambah.

“Dana ini bisa digunakan untuk membangun jalan, jembatan, dan pelabuhan. Sedangkan industri manufaktur membutuhkan dukungan untuk pembaruan mesin dan ekspansi pabrik, agar lebih kompetitif di pasar ekspor,” ujarnya. (amita/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN