Inflasi Sumut Naik Menjadi 2,86 Persen, Tertinggi Andil Emas Perhiasan

Ilustrasi inflasi. (Foto: Shutterstock/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Badan Pusat Statistika (BPS) Sumatera Utara (Sumut) mencatat dari hasil pemantauan delapan kabupaten/kota, periode Juli 2025 terjadi kenaikan inflasi secara year on year (y-on-y) atau sebesar 2,86 persen.
Sementara itu Indeks Harga Konsumen (IHK) naik, dari 105,87 pada Juli 2024 menjadi 108,90 pada Juli 2025. Secara month to month (m-to-m), tingkat inflasi sebesar 0,76 persen dan year to date (y-to-d) 1,54 persen.
Statistik Ahli Utama BPS Sumut, Misfarudin, menjelaskan berdasarkan data, kenaikan inflasi secara y-o-y terjadi karena naiknya harga yang ditunjukkan oleh indeks seluruh kelompok pengeluaran naik.
"Kelompok pengeluaran yang naik, yaitu makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,52 persen; pakaian dan alas kaki 1,50 persen; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,75 persen; perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,16 persen; kesehatan 2,49 persen; transportasi 1,23 persen," katanya pada Berita Rilis Statistika (BRS), Jumat (1/8/2025).
Kemudian, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya 1,30 persen; pendidikan 1,57 persen; penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,29 persen; dan perawatan pribadi dan jasa lainnya 9,77 persen.
"Komoditas dominan andil inflasi y-on-y pada Juli 2025, yaitu emas perhiasan 0,42 persen, beras 0,29 persen, bawang merah 0,26 persen, ikan dencis 0,25 persen, dan tomat 0,20 persen. Sementara itu secara m-to-m pada Juli 2025, komoditas penyumbang deflasi adalah bawang merah 0,18 persen, beras 0,16 persen, daging ayam ras 0,07 persen, ikan dencis 0,05 persen, dan ikan tongkol 0,04 persen," ucapnya.
Selanjutnya, komoditas yang memberikan deflasi y-on-y, yaitu cabai merah 0,47 persen, cabai rawit 0,12 persen, kentang 0,10 persen, cabai hijau 0,04 persen, dan jeruk 0,04 persen. Komoditas dominan memberikan deflasi m-to-m, yaitu ketimun 0,02 persen, jeruk 0,01 persen, tomat 0,01 persen, minyak goreng 0,01 persen, dan emas perhiasan 0,01 persen.
"Pada Juli 2025, kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,58 persen; perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,58 persen; penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,19 persen; transportasi dan perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,12 persen," ujarnya.
Dikatakan Misfarudin, kelompok lainnya, yaitu pendidikan 0,08 persen; pakaian dan alas kaki 0,07 persen; kesehatan 0,06 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya 0,03 persen; informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,02 persen; serta perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,01 persen. (Amita/hm18)