Tuesday, October 28, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Industri Tekstil Indonesia Tak Melemah, Pengusaha Ungkap Kunci Bertahan di Pasar Global

Mistar.idSelasa, 28 Oktober 2025 14.59
journalist-avatar-top
industri_tekstil_indonesia_tak_melemah_pengusaha_ungkap_kunci_bertahan_di_pasar_global_

Ilustrasi industri tekstil dan garmen. (foto: Getty Images/Mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Pelaku industri menepis anggapan bahwa sektor tekstil dan garmen Indonesia tengah melemah. Asosiasi Garment dan Textile Indonesia (AGTI) menegaskan industri ini tetap berkomitmen menjaga daya saing, membuka lapangan kerja, serta berkontribusi besar terhadap ekspor nasional di tengah tekanan ekonomi global.

Ketua AGTI, Anne Patricia Sutanto, mengatakan kunci utama agar industri tetap kompetitif adalah dengan terus berinvestasi pada digitalisasi, efisiensi energi, dan keberlanjutan (sustainability).

“Kami ingin menegaskan bahwa industri tekstil Indonesia bukan sedang melemah, melainkan sedang beradaptasi. Kami terus berinvestasi dalam efisiensi energi, digitalisasi, dan keberlanjutan agar daya saing produk nasional di pasar global tetap kuat,” ujar Anne dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).

Anne menuturkan, meski menghadapi tekanan akibat peningkatan impor dan fluktuasi permintaan dunia, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia masih menjadi salah satu penyumbang terbesar ekspor nonmigas, dengan nilai mencapai US$11,9 miliar pada 2024.

Selain itu, sektor ini juga menjadi penopang ekonomi daerah dengan menyerap jutaan tenaga kerja, terutama di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Ia menilai, dukungan kebijakan pemerintah yang seimbang antara perlindungan industri dalam negeri dan pembukaan akses pasar global sangat penting bagi keberlanjutan sektor ini.

“Kami yakin, dengan peningkatan daya saing dari sisi SDM, teknologi, energi, dan rantai pasok, industri garmen nasional mampu bertahan bahkan tanpa kebijakan yang terlalu protektif,” katanya.

Anne juga menepis narasi yang menyebut industri tekstil nasional tidak mampu bersaing. Menurutnya, banyak perusahaan garmen Indonesia kini menjadi mitra utama merek-merek global ternama, dengan kemampuan memenuhi standar internasional yang ketat.

Terkait isu impor ilegal di sektor TPT, Anne meminta agar pihak yang menuduh memberikan bukti langsung kepada aparat penegak hukum agar permasalahan dapat segera diselesaikan.

Dengan dukungan kebijakan fiskal dan industri yang tepat, AGTI optimistis sektor TPT Indonesia bisa menjadi motor pertumbuhan hijau (green growth) yang berkontribusi pada ekspor berkelanjutan serta memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

“Kami percaya masa depan industri tekstil Indonesia adalah masa depan yang berkelanjutan, inovatif, dan inklusif. Tantangan hari ini harus dijadikan momentum memperkuat kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat,” tutur Anne. (hm24)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN