Wednesday, October 15, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Harga Saham BBCA Terus Merosot, Analis Sebut Momentum Emas untuk Investor

Mistar.idRabu, 15 Oktober 2025 08.38
RJ
harga_saham_bbca_terus_merosot_analis_sebut_momentum_emas_untuk_investor

Suasana di Banking Hall BCA, Jakarta. (foto:kontan/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terus mengalami tekanan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penurunan harga ini justru membuka peluang baru bagi investor karena membuat valuasi saham bank swasta terbesar di Indonesia tersebut terlihat semakin murah dan menarik untuk dikoleksi.

Pada penutupan perdagangan Selasa (14/10/2025), saham BBCA ditutup di level Rp7.250 per saham, turun 75 poin atau 1,02 persen dibandingkan sehari sebelumnya di Rp7.325 per saham. Pelemahan ini menjadikan harga BBCA berada di level terendah sejak 15 Juli 2022, ketika sempat menyentuh Rp7.000 per saham.

Akibat penurunan tersebut, kapitalisasi pasar BBCA kini di bawah Rp1.000 triliun, mendekati titik terendah dalam tiga tahun terakhir. Sementara rasio Price to Book Value (PBV) berada di kisaran 3,45 kali, jauh di bawah rata-rata historisnya yang kerap berada di atas 4 kali.

Harga saham BBCA: Rp7.250/saham. PBV: 3,45x. Kapitalisasi pasar: < Rp1.000 triliun. Level harga: mendekati titik terendah 3 tahun.

Meski terus terkoreksi, sejumlah analis menilai penurunan harga BBCA justru menjadi momentum entry point yang menarik.

Analis dari BRIDanareksa Sekuritas menyebut valuasi BBCA yang sudah murah di tengah fundamental kinerja yang solid dapat menjadi peluang investasi menarik di sektor perbankan.

“Di tengah likuiditas yang mulai membaik, kami mempertahankan peringkat Netral pada sektor ini, dengan BBCA sebagai pilihan saham jangka panjang karena kualitas asetnya yang kuat,” tulis BRIDanareksa dalam risetnya, dikutip Rabu (15/10/2025).

Pelaku pasar juga mencermati pelemahan nilai tukar rupiah dan potensi kenaikan suku bunga deposito valas yang dapat mempengaruhi margin perbankan. Selain itu, isu likuiditas dan kualitas aset masih menjadi perhatian utama di industri keuangan.

Dari sisi kebijakan moneter, Samuel Sekuritas menilai penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 50 basis poin (bps) dalam sebulan terakhir bisa menjadi katalis positif jangka pendek dan menengah.

“Kebijakan ini dapat mendorong pertumbuhan kredit, khususnya di segmen korporasi dan UMKM, seiring penurunan bunga pinjaman yang lebih rendah dan meningkatnya permintaan refinancing,” tulis riset Samuel Sekuritas.

Meski ada sentimen positif, analis juga mengingatkan adanya tantangan struktural, seperti permintaan kredit yang masih lemah dan potensi peningkatan provisi yang belum sepenuhnya teratasi.

Namun demikian, BBCA tetap menjadi saham pilihan utama di sektor perbankan.

“BBCA memiliki biaya modal (CoC) paling rendah sebesar 0,5% (rata-rata sektor 1,6%), jaringan CASA terbesar, serta tingkat ROE tertinggi mencapai 25,2% (rata-rata sektor 18,4%),” ungkap Prasetya Gunadi, analis Samuel Sekuritas.

Dengan valuasi yang sudah turun jauh di bawah rata-rata historisnya, BBCA kini dianggap undervalued oleh banyak pelaku pasar.

“Kami tetap optimistis terhadap kinerja BBCA. Valuasi sahamnya sudah terlalu murah untuk diabaikan,” tutup Prasetya. (hm16)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN