Monday, August 4, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Bawang Merah, Beras dan Daging Ayam Jadi Pemicu Inflasi Sumut Juli 2025

journalist-avatar-top
Senin, 4 Agustus 2025 20.11
bawang_merah_beras_dan_daging_ayam_jadi_pemicu_inflasi_sumut_juli_2025

Pedagang cabai dan bawang di Kota Medan. (foto:amita/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Komoditas bawang merah, beras, dan daging ayam ras menjadi penyumbang utama inflasi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) periode Juli 2025 secara month to month (m-to-m), berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut.

Statistik Ahli Utama BPS Sumut, Misfarudin, menyampaikan bahwa bawang merah memberikan andil inflasi terbesar, yakni sebesar 0,18 persen m-to-m. Secara kumulatif hingga Juli 2025, bawang merah mencatatkan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 38,40 persen.

“Andil inflasi bawang merah tertinggi terjadi di Kabupaten Karo sebesar 0,37 persen dengan tingkat inflasi 17,5 persen, disusul Deli Serdang (0,27 persen; 19,66 persen) dan Kota Medan (0,13 persen; 19,64 persen),” katanya Senin (4/8/2025).

Kota Gunungsitoli mencatat andil inflasi bawang merah sebesar 0,13 persen (14,20 persen), Sibolga 0,12 persen (18,08 persen), Pematangsiantar 0,11 persen (17,65 persen), Padangsidimpuan 0,10 persen (13,69 persen), dan Labuhanbatu 0,08 persen (7,63 persen).

Beras turut menyumbang inflasi sebesar 0,16 persen secara m-to-m. Hingga Juli 2025, beras mengalami inflasi 6,93 persen secara y-to-d. Kontribusi tertinggi berasal dari Kota Gunungsitoli sebesar 0,44 persen.

“Sibolga menyumbang 0,28 persen (4,88 persen), Labuhanbatu 0,24 persen (3,50 persen), Padangsidimpuan 0,22 persen (3,65 persen), dan Pematangsiantar 0,18 persen (3,30 persen),” kata Misfarudin.

Sementara itu, Deli Serdang dan Karo masing-masing mencatat andil inflasi 0,18 persen, dengan tingkat inflasi masing-masing 2,70 persen dan 2,63 persen. Kota Medan mencatat andil inflasi 0,13 persen dengan tingkat inflasi 3,03 persen.

Daging ayam ras juga berkontribusi terhadap inflasi Juli 2025 sebesar 0,07 persen m-to-m. Namun secara kumulatif hingga Juli, komoditas ini justru mengalami deflasi sebesar 8,63 persen secara y-to-d.

“Andil inflasi daging ayam ras tertinggi tercatat di Pematangsiantar sebesar 0,11 persen, disusul Kota Medan 0,08 persen (6,25 persen), dan Labuhanbatu 0,07 persen (6,40 persen),” tuturnya.

Deli Serdang mencatat andil 0,06 persen (5,71 persen), Sibolga 0,04 persen (7,21 persen), Karo 0,04 persen (2,44 persen), Gunungsitoli 0,02 persen (1,59 persen), dan Padangsidimpuan 0,01 persen (0,63 persen). (amita/hm16)

REPORTER: