Rapidin Simbolon Ajak Relawan Pancasila Jadi Penjaga Ideologi dan Lingkungan Danau Toba

Anggota DPR RI, Rapidin Simbolon saat paparan kesadaran ideologis. (foto:pangihutan/mistar)
Samosir, MISTAR.ID
Anggota Komisi XIII DPR RI, Rapidin Simbolon, menyerukan pentingnya kesadaran ideologis dan penyelamatan lingkungan Danau Toba dalam kegiatan bertajuk Penguatan Relawan Gerakan Kebajikan Pancasila yang digelar di Aula Hotel Grand Dainang, Pangururan, Kabupaten Samosir, Selasa (5/8/2025).
Kegiatan ini merupakan inisiatif Rapidin Simbolon yang berkolaborasi dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), dengan tujuan untuk membumikan nilai-nilai Pancasila melalui aksi nyata, khususnya di kawasan Danau Toba yang kini menghadapi ancaman serius secara ekologis.
“Kalau hanya menghafal, anak kecil juga bisa. Tapi bagaimana Pancasila hadir dalam tata kelola lingkungan, keadilan sosial, dan hak masyarakat di pegunungan sana, itulah tantangannya,” tutur Rapidin di hadapan para peserta.
Pancasila dalam Aksi Nyata dan Isu Lingkungan
Dalam paparannya, Rapidin menekankan bahwa Pancasila tidak cukup hanya dipahami sebagai konsep, tetapi harus diterapkan secara langsung dalam kehidupan sosial, politik, dan pengelolaan lingkungan.
Ia menyampaikan keprihatinan terhadap status Geopark Kaldera Toba yang saat ini berada dalam zona kuning UNESCO, sebagai peringatan terhadap potensi pencabutan status warisan dunia.
“Sebagai kawasan strategis pariwisata nasional dan internasional, Samosir tidak boleh melupakan akar ekologis dan budaya yang menjadi fondasi keberadaannya,” ucapnya.
Rapidin juga menegaskan pentingnya menjalankan tiga pilar Geopark: konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi berkelanjutan, dengan menjadikannya sejalan dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
“Kita butuh relawan yang bukan hanya paham teori, tapi yang mampu turun ke lapangan menjaga danau, budaya, dan rakyat,” kata Rapidin.
Diskusi Dihadiri Tokoh Nasional dan Lokal
Diskusi dalam forum tersebut dipandu oleh Tonny Simanjuntak, mantan Wakil Bupati Toba, dan menghadirkan narasumber nasional seperti Elfrida Herawati Siregar, Direktur Evaluasi BPIP dan Lemen Manurung, aktivis budaya dan lingkungan.
Dalam sesinya, Elfrida Herawati Siregar menekankan bahwa tantangan Pancasila saat ini bukan terletak pada pemahaman teoritis, melainkan implementasi di lapangan.
“Diperlukan partisipasi aktif masyarakat melalui gerakan kebajikan berbasis Pancasila,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan seperti ini dapat melahirkan relawan ideologis yang bukan sekadar hafal lima sila, tetapi mampu menghidupkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita ingin Pancasila menjadi budaya hidup, bukan sekadar simbol negara,” tutur Elfrida mengakhiri. (pangihutan/hm27)