Saturday, June 28, 2025
home_banner_first
SUMUT

Dampak Petani Bakar Jerami, Kabut Asap Selimuti Toba

journalist-avatar-top
Sabtu, 28 Juni 2025 17.46
dampak_petani_bakar_jerami_kabut_asap_selimuti_toba

Petani padi di Kecamatan Porsea melakukan pembakaran jerami usai panen. (f: nimrot/mistar)

news_banner

Toba, MISTAR.ID

Dalam sepekan terakhir, kabut asap mulai menyelimuti wilayah Kabupaten Toba. Asap tersebut diduga berasal dari kebakaran yang terjadi di kawasan Bukit Barisan, tepatnya di Desa Hutagaol Peatalun, Kecamatan Balige.

Menyikapi situasi ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Toba, Robert Manurung, mengimbau para petani agar tidak membakar jerami usai panen. Hal ini guna mencegah kabut asap semakin parah dan meluas.

"Ada baiknya petani tidak membakar jerami. Jerami lebih bermanfaat jika dijadikan kompos dan penghangat kandang ayam, dibandingkan dibakar," ujar Robert, Sabtu (28/6/2025).

Menurutnya, selain menimbulkan asap, pembakaran jerami juga menghasilkan abu yang berpotensi mencemari udara dan mengganggu saluran pernapasan masyarakat.

"Daripada dibakar, jerami bisa dimanfaatkan untuk kompos melalui proses pembusukan. Ini akan menyuburkan tanaman. Bahkan, jerami juga bisa menjadi solusi pengganti mulsa plastik untuk tanaman seperti cabai, sehingga bisa menekan biaya produksi petani," ujarnya.

Saat ini, diketahui ada empat kecamatan di Kabupaten Toba yang sedang memasuki masa panen raya padi, yaitu Kecamatan Porsea, Siantar Narumonda, Uluan, dan Parmaksian. Luas panen mencapai puluhan ribu hektare.

BPBD Kabupaten Toba berharap para petani bisa berkontribusi menjaga kualitas udara dengan tidak melakukan pembakaran terbuka, terlebih di tengah musim kemarau yang rawan kebakaran. (Nimrot/hm17)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN