BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasikan Program dan Serahkan Santunan Rp42 Juta kepada Jemaat GKPA Pijor Koling


BPJS Ketenagakerjaan Cabang Padangsidimpuan menyerahkan klaim simbolis Jaminan Kematian (JKM) kepada ahli waris peserta. (foto: istimewa/mistar)
Paluta, MISTAR.ID
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Padangsidimpuan kembali menunjukkan komitmennya dalam memperluas perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi masyarakat pekerja di sektor informal.
Melalui kegiatan sosialisasi program dan manfaat BPJS Ketenagakerjaan yang digelar di Gereja GKPA Pijor Koling, Desa Sipiongot, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Minggu (19/10/2025), puluhan jemaat dan masyarakat sekitar hadir untuk mengenal lebih dekat pentingnya perlindungan sosial ketenagakerjaan.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Padangsidimpuan, Christian Natanael Sianturi, bersama Pendeta GKPA Ressort Padangsidimpuan Tenggara, Pdt. Ardianto Sinaga, S.Th. Acara berlangsung penuh kekeluargaan dan diwarnai dengan diskusi interaktif mengenai manfaat program BPJS Ketenagakerjaan, khususnya bagi para pekerja mandiri seperti petani, pedagang, dan sopir.
Sebagai bentuk nyata dari manfaat program tersebut, dalam kesempatan yang sama dilakukan penyerahan klaim simbolis Jaminan Kematian (JKM) kepada ahli waris peserta Alm. Norma Manurung, seorang petani yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan sektor Bukan Penerima Upah (BPU) selama satu tahun. Ahli waris menerima santunan sebesar Rp42 juta, dengan total iuran yang dibayarkan almarhum hanya sekitar Rp201 ribu per tahun.
Manfaat ini menjadi bukti bahwa perlindungan sosial ketenagakerjaan tidak hanya penting bagi pekerja formal, tetapi juga bagi pekerja di pedesaan yang menggantungkan hidup dari pekerjaan mandiri.
Dalam sambutannya, Pendeta Ardianto Sinaga, S.Th., menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kehadiran BPJS Ketenagakerjaan di tengah jemaat GKPA.
“Kami melihat langsung manfaat nyata dari program BPJS Ketenagakerjaan melalui santunan yang diterima keluarga almarhum. Ini menjadi bukti bahwa perlindungan sosial itu penting, bahkan bagi petani dan pekerja yang bekerja mandiri. Karena itu, kami akan terus mendorong jemaat agar ikut menjadi peserta aktif,” ujarnya.
Sementara itu, Christian Natanael Sianturi, dalam kesempatan yang sama, menjelaskan kegiatan sosialisasi seperti ini merupakan bagian dari upaya BPJS Ketenagakerjaan dalam memperluas jangkauan ke masyarakat yang belum terlindungi, terutama di wilayah pedesaan dan komunitas keagamaan.
“Kami menyadari banyak pekerja di luar hubungan kerja formal yang belum memahami pentingnya perlindungan jaminan sosial. Melalui gereja dan komunitas seperti GKPA ini, kami ingin hadir lebih dekat dan memastikan setiap pekerja bisa terlindungi. Ke depan, kami berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di gereja-gereja GKPA lainnya,” katanya.
Christian menambahkan, dengan iuran yang sangat terjangkau, pekerja sektor informal seperti petani, nelayan, atau pedagang sudah bisa mendapatkan perlindungan dari berbagai risiko kerja.
Program BPJS Ketenagakerjaan mencakup perlindungan terhadap risiko kecelakaan kerja, kematian, hingga jaminan hari tua, dan pemberian manfaat beasiswa bagi 2 orang anak yang diakibatkan pekerja meninggal dunia akibat resiko kecelakaan kerja atau kepesertaan minimal 3 tahun.
Kegiatan sosialisasi ini berlangsung dengan penuh antusiasme. Jemaat dan masyarakat sekitar aktif bertanya dan berdiskusi mengenai manfaat serta cara pendaftaran program. Di akhir kegiatan, banyak warga yang langsung menyatakan keinginan untuk mendaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan melalui pendeta ressort.
Dengan kegiatan ini, diharapkan kesadaran masyarakat di wilayah Paluta dan sekitarnya semakin meningkat terhadap pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan, sebagai wujud nyata perlindungan dan kepedulian negara terhadap seluruh pekerja Indonesia. (ril)
PREVIOUS ARTICLE
Pemkab Langkat Usulkan Lima Ranperda Baru di Prolegda 2026