Kelangkaan Solar di Pematangsiantar, Sopir Bus Keluhkan Antrean Panjang dan Pendapatan Menurun


Antrian solar di salah satu SPBUdi Kota Pematangsiantar (foto: abdi/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Masalah antrean panjang bahan bakar solar subsidi di Kota Pematangsiantar kembali menjadi sorotan. Para sopir bus dan truk mengaku semakin kesulitan mendapatkan solar dalam beberapa pekan terakhir, sehingga aktivitas transportasi ikut terganggu.
Sopar, seorang sopir bus antar kota yang sudah bertahun-tahun beroperasi di wilayah Pematangsiantar, mengatakan bahwa persoalan kelangkaan solar bukanlah hal baru. Menurutnya, antrean panjang di SPBU sudah sering terjadi.
“Ini bukan hanya kali ini saja. Masalah ini sangat terasa di Pematangsiantar, terutama saat kita harus menuju daerah-daerah seperti Medan. Sumatera sering kesulitan mendapatkan solar yang cukup untuk melanjutkan perjalanan,” ujarnya kepada MISTAR.ID, Kamis (23/10/2025).
Ia menambahkan, antrean panjang di SPBU membuat para sopir harus menunggu berjam-jam hanya untuk mendapatkan solar.
“Saat kita harus antre hingga 1-2 jam dan akhirnya tidak mendapatkan solar, tentunya kita tidak bisa melanjutkan perjalanan. Ini sangat merugikan, karena kita tidak bisa mengangkut penumpang atau barang yang sudah dijadwalkan. Kalau sudah begitu, pendapatan kami sangat terpengaruh. Bahkan bisa berkurang separuhnya,” ucapnya dengan nada kecewa.
Selain kerugian secara finansial, Sopar juga mengungkapkan adanya tekanan mental yang dirasakan para sopir akibat antrean panjang yang sering terjadi.
“Kami juga merasa tertekan secara mental. Dalam antrean panjang itu, bukan hanya fisik kami yang lelah, tapi emosi kami juga sering kali terganggu. Terlebih lagi, antrean tersebut sering kali mengganggu usaha-usaha kecil yang berada di sepanjang jalan. Kami merasa bersalah karena antrean solar menutupi usaha mereka,” jelasnya.
Sementara itu, Akademisi Universitas Simalungun, Darwin Damanik, menjelaskan bahwa kelangkaan BBM Solar subsidi telah terjadi di berbagai daerah selama beberapa bulan terakhir.
“Penyaluran BBM Solar Subsidi oleh Pertamina sudah mulai dibatasi dan dikurangi di setiap depo BBM, sedangkan pengguna (konsumen) BBM Solar Subsidi bertambah. Nah, inilah yang membuat kelangkaan tersebut,” ujarnya.
Darwin menilai, dampak dari kelangkaan solar akan berpengaruh langsung terhadap perekonomian daerah dan masyarakat, seperti kenaikan harga kebutuhan pokok serta terganggunya aktivitas distribusi barang.
“Kegiatan ekonomi pun menjadi terhenti atau tertunda dengan adanya kelangkaan ini,” ucapnya.
Ia juga menyarankan agar pemerintah daerah segera berkoordinasi dengan Pertamina untuk menambah kuota solar subsidi dan mempercepat proses distribusinya.
“Kalau pun harus menambah impor minyak solar, yang terbaik untuk mengatasi ini ya harus segera mungkin dilakukan agar perekonomian bisa normal kembali,” tuturnya.
(hm17)
BERITA TERPOPULER






Prediksi Flamengo vs Racing Club: Duel Panas Brasil vs Argentina di Semifinal Copa Libertadores 2025



