Simalungun, MISTAR.ID

Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun mencatat sebanyak 296 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi sepanjang Januari hingga September 2025. Dari jumlah tersebut, satu kasus meninggal dunia menimpa seorang perempuan berusia 18 tahun asal Pamatang Sidamanik.

Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Simalungun, Hamonangan Nahampun, mengatakan pihaknya telah melakukan langkah penanganan di wilayah korban. Namun, hasil pemeriksaan lapangan menunjukkan tidak ditemukan jentik nyamuk di lingkungan sekitar rumah korban.

"Sudah dilakukan gotong royong pemberantasan sarang nyamuk (PSN) bersama warga. Karena tidak ditemukan jentik nyamuk, maka fogging tidak perlu dilakukan," ujar Hamonangan, Selasa (4/11/2025).

Ia menjelaskan, fogging hanya dilakukan jika memenuhi beberapa syarat, yakni ditemukan jentik nyamuk DBD di sekitar lokasi, terjadi penambahan kasus DBD di lingkungan tersebut, atau terdapat dua hingga tiga orang mengalami demam tanpa diketahui penyebabnya.

Berdasarkan data Dinkes Simalungun, kasus DBD terbanyak terjadi pada April dengan 48 kasus, disusul Januari-Maret masing-masing 42 kasus. Sementara di bulan Mei tercatat 22 kasus dan terendah pada Juni, yaitu 18 kasus. Kemudian di bulan Juli 23 kasus, Agustus 24 kasus dan September 35 kasus.

Hamonangan mengimbau masyarakat agar tidak hanya mengandalkan fogging, melainkan fokus pada upaya PSN secara rutin melalui gerakan 3M Plus, menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta menjaga kebersihan lingkungan.

"Kunci pencegahan ada di masyarakat. PSN jauh lebih efektif dan berkelanjutan daripada hanya mengandalkan fogging," ucapnya.

Dengan tren kasus yang fluktuatif dan memasuki musim hujan, Dinkes Simalungun juga mengingatkan warga agar waspada terhadap peningkatan risiko penyebaran DBD di akhir tahun.