Orang Tua Keluhkan Siswa Dekat Sekolah Gagal Lolos Jalur Domisili di Toba

SPMB 2025. (f: ist/mistar)
Toba, MISTAR.ID
Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di SMA Negeri di Kabupaten Toba diklaim tidak menerapkan sistem jalur domisili yang sesuai.
Salah satu orang tua di Kecamatan Uluan, marga Sitorus mengatakan jika penerapan sistem pendaftaran jalur domisili di SMAN 1 Uluan justru menggunakan sistem nilai.
"Katanya jalur domisili, tetapi calon siswa yang rumahnya berjarak delapan meter dari sekolah dinyatakan tidak lulus di SPMB 2025. Dari daftar lulus, sepertinya justru nilai yang diutamakan," ujar Sitorus, Jumat (30/5/2025).
Orang tua yang lain, Yenti Silaban juga merasa hal yang sama. Menurutnya, pendaftaran jalur domisili tidak diterapkan tetapi ada pilihan di sekolah tersebut.
"Dari awal pendaftaran harusnya jalur domisili ditiadakan, pakai saja jalur prestasi, afirmasi dan mutasi. Ada jalur domisili tetapi tidak diterapkan," ujar Yenti.
Lanjut dia, SMA terdekat di Kecamatan Porsea dan Uluan hanya satu sekolah yaitu SMAN 1 Uluan dengan daya tampung hanya 252 siswa.
"Ratusan pelajar SMP di dua kecamatan sulit melanjutkan sekolah ke SMA Negeri karena terbatas. Jika melanjut ke SMA swasta, tidak semua kemampuan ekonomi orang tua mampu karena mayoritas petani. Pembangunan sekolah SMA baru di Kecamatan Porsea bisa jadi solusinya," katanya.
Menanggapi masalah ini, Kepala Sekolah SMAN1 Kecamatan Uluan, Juliber Simanjuntak mengatakan untuk jalur domisili sudah melebihi kapasitas.
"Untuk pendaftar melalui jalur domisili sudah berlebih. Pendaftar ratusan, kuota domisili hanya 75 orang. Terpaksa penerimaan kita lakukan melalui perangkingan rapor. Jadi, tidak lagi jarak tempat tinggal," kata Juliber. (nimrot/hm20)