Monday, September 22, 2025
home_banner_first
SAHABAT PENDIDIKAN

Guru MAN Tanjungbalai Hadirkan Pojok Sastra, Hidupkan Minat Literasi Siswa

Senin, 22 September 2025 13.46
guru_man_tanjungbalai_hadirkan_pojok_sastra_hidupkan_minat_literasi_siswa

Rosita Fajarwati saat mengajar di dalam kelas. (Foto: Dok. Rosita/Mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Inovasi sederhana namun berdampak besar tercipta di ruang kelas Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tanjungbalai. Guru Bahasa Indonesia, Rosita Fajarwati, menghadirkan ‘Pojok Sastra’ sebagai wadah siswa untuk membaca sekaligus menulis karya kreatif.

“Bahasa Indonesia adalah cermin untuk mengenal diri sendiri, dan jendela untuk melihat dunia,” ujar Rosita dalam keterangan tertulis yang diterima Mistar, Senin (22/9/2025).

Di sudut kelas yang dipenuhi kutipan puisi dan buku-buku lawas itu, ia mengajak siswanya memahami teori dan juga mengekspresikan diri lewat tulisan. Menurutnya, menulis adalah cara terbaik untuk melatih kejujuran perasaan.

“Dengan menulis, mereka belajar merangkai kata menjadi makna, lalu menemukan identitas diri,” kata guru yang telah mengajar selama puluhan tahun itu.

Keterbatasan fasilitas menjadi tantangan tersendiri baginya untuk meningkatkan minat baca siswa pada era digitalisasi ini. Tak disangka, Rosita justru memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memodifikasi metode mengajar, seperti mendorong siswa membuat vlog resensi buku atau podcast analisis puisi.

Salah seorang siswa, Rey Ezer, mengaku perubahan besar dialaminya sejak diajar Rosita. “Dulu saya paling malas belajar Bahasa Indonesia. Tapi beliau pernah menyuruh kami menulis surat untuk diri sendiri 10 tahun ke depan. Dari situ saya sadar tulisan bisa jadi jejak perjalanan hidup,” ujarnya.

Tak hanya di kelas, Rosita juga kerap menjadi tempat berbagi cerita bagi siswa yang menghadapi masalah pribadi. Ia tak segan meluangkan waktu di luar jam pelajaran untuk memberi motivasi dan semangat.

Kepala MAN Tanjungbalai, Khoirul Amri Hasibuan, menyebut Rosita sebagai teladan. “Pengabdiannya luar biasa. Ia bukan hanya mencerdaskan, tetapi juga membentuk akhlak mulia peserta didik,” katanya.

Selain mengajar, guru juga turut berperan dalam membangun karakter. Lewat pojok kecil yang dipenuhi sastra, ia menumbuhkan benih literasi yang akan bertumbuh sepanjang hidup siswanya.

“Melalui ketulusan hati dan inovasi yang dibuat, ia membuktikan bahwa guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa yang mengukir peradaban lewat aksara dan budi pekerti,” tutur Amri.

Inovasi Rosita menjadi salah satu langkah strategis untuk membantu para siswa tidak hanya membaca tapi juga memahami apa yang mereka baca.

Pada 2022, UNESCO menyebutkan bahwa minat baca di Indonesia berada di peringkat 60 dari 70 negara, yang berarti kemampuan literasi masyarakat Indonesia masih rendah dan sangat memprihatinkan. (susan/hm20)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN