Thursday, August 7, 2025
home_banner_first
OLAHRAGA

Liga 1 Resmi Berganti Nama Jadi Super League 2025: Ambisi Baru Sepak Bola Indonesia Menuju Kasta Asia

journalist-avatar-top
Kamis, 7 Agustus 2025 20.07
liga_1_resmi_berganti_nama_jadi_super_league_2025_ambisi_baru_sepak_bola_indonesia_menuju_kasta_asia

Ilustrasi, Liga 1 Resmi Berganti Nama Jadi Super League 2025. (foto:loopsmedia/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Setelah delapan musim dikenal sebagai Liga 1, kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia resmi berganti nama menjadi Super League mulai musim 2025/2026. Perubahan nama ini bukan sekadar rebranding, melainkan bagian dari transformasi menyeluruh yang dilakukan oleh operator baru, I.League (sebelumnya PT Liga Indonesia Baru).

Dengan target menjadi liga terbaik di Asia Tenggara, I.League memperkenalkan logo baru yang tetap menampilkan siluet Garuda—namun kini dengan tiga paruh (sebelumnya dua) dan tanpa embel-embel “Indonesia”. Ini mencerminkan arah baru yang lebih global.

Meski demikian, untuk benar-benar bersaing di tingkat Asia, jalan yang harus ditempuh masih panjang. Berdasarkan peringkat AFC, Indonesia saat ini berada di posisi ke-25 dari 47 negara, jauh tertinggal dari Thailand (peringkat 7), Malaysia (11), dan Vietnam (14).

Adidas Kembali, BRI Tetap Setia

Kembalinya merek global Adidas setelah 28 tahun absen sejak era Galatama (1994–1997) menjadi salah satu titik cerah. Adidas kini bertugas menyuplai bola pertandingan (seri Tiro Competition) dan perlengkapan wasit, meski kualitasnya masih di bawah seri Tiro Pro yang digunakan di level ASEAN. Di sisi lain, Bank BRI tetap menjadi sponsor utama Super League.

Empat Pilar Transformasi Super League 2025

1. Kebijakan Pemain Asing: Reformasi atau Risiko?

Kebijakan baru terkait pemain asing memicu perdebatan luas:

- Maksimal 11 pemain asing dapat dikontrak tiap klub.

- 9 pemain asing dapat dimasukkan dalam daftar pemain pertandingan.

- 7 pemain asing boleh dimainkan secara bersamaan di lapangan.

Analis sepak bola, Hadi Gunawan, menilai kebijakan ini berpotensi menurunkan jam terbang pemain lokal dan menghambat regenerasi Timnas Indonesia. Dengan hanya empat slot pemain lokal di starting XI, nama-nama muda seperti Alfeandra Dewangga (Persib) dan Rizky Ridho (Persija) bisa saja kehilangan tempat.

2. Kebangkitan Tim Promosi dan Kuda Hitam

Musim ini, tiga tim promosi membawa warna dan cerita menarik:

- PSIM Yogyakarta: Kembali ke kasta tertinggi setelah 18 tahun, bermarkas di Stadion Sultan Agung, Bantul.

- Persijap Jepara: Kembali setelah 11 tahun dengan kostum produksi sendiri.

- Bhayangkara Presisi Lampung: Resmi bermarkas di Bandar Lampung, dengan nilai pasar tertinggi ketiga (Rp 77,7 miliar).

Sementara itu, tim kuda hitam Malut United juga patut diwaspadai. Mereka mengukir 13 laga tak terkalahkan musim lalu dan kini diperkuat striker asal Brasil, Ciro Alves.

3. Transfer Agresif Klub Elit

Lima klub unggulan memperkuat skuad dengan strategi transfer ambisius:

- Persib Bandung: Merekrut 12 pemain baru, termasuk Luciano Guaycochea dan Nick Kuipers. Fokus pada kedalaman skuad.

- Dewa United: Mendatangkan Stefano Lilipaly dan Rafael Struick. Nilai pasar tertinggi (Rp 95,34 miliar).

- Persebaya Surabaya: Membentuk “Serdadu Balkan” dengan pemain seperti Milos Raickovic dan Mihailo Perovic.

- Bali United: Fokus pada regenerasi pemain muda seperti Dikri Yusron.

- Persija Jakarta: Di bawah pelatih baru Maurício Souza, merekrut pemain Brasil seperti Emaxwell Souza de Lima.

4. Jadwal Padat dan Ujian Asia

Sebagai juara bertahan, Persib Bandung langsung dihadapkan pada tantangan ganda:

- 9 Agustus 2025: Laga perdana Super League melawan Semen Padang.

- 13 Agustus 2025: Play-off AFC Champions League Two menghadapi Manila Digger (Filipina).

Jika gagal lolos, Persib akan turun ke kompetisi AFC Challenge League.

Direktur I.League, Ferry Paulus, menjamin tidak ada tumpang tindih jadwal, meski intensitas pertandingan tetap menjadi tantangan tersendiri. Liga juga akan dijeda pada 7–19 Desember 2025 untuk mendukung partisipasi Indonesia di SEA Games Thailand.

Sorotan Laga Pekan Pertama Super League

Jumat, 8 Agustus 2025:

- Borneo FC vs Bhayangkara FC (15.30 WIB): Duel dua tim dengan nilai pasar tinggi.

- Persebaya vs PSIM (19.00 WIB): Debut PSIM di Stadion Gelora Bung Tomo.

- PSM vs Persijap (19.00 WIB): Pertemuan antara Sulawesi dan Jawa.

Sabtu, 9 Agustus 2025:

- Persib vs Semen Padang (15.30 WIB): Laga pembuka sang juara bertahan.

- Dewa United vs Malut United (19.00 WIB): Duel dua kandidat wakil Indonesia di kompetisi Asia.

Pertandingan paling dinanti pekan kedua:

Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya (16 Agustus 2025) — Rivalitas klasik “Eternal Derby”.

Tantangan Nyata di Balik Euforia

Meski rebranding membawa semangat baru, berbagai tantangan tetap harus dihadapi:

- Keseimbangan Pemain Lokal vs Asing: Dominasi pemain asing dapat menghambat regenerasi Timnas jika tidak diatur dengan bijak.

- Infrastruktur Stadion: Beberapa klub seperti PSBS Biak harus bermarkas sementara di luar kota asal karena stadion belum memenuhi standar AFC.

- Konsistensi Wasit dan Teknologi VAR: Evaluasi penggunaan VAR mutlak dilakukan agar tak kembali menimbulkan kontroversi seperti musim lalu.

Ferry Paulus menegaskan, “Super League akan lebih profesional, transparan, dan kompetitif.”

Jika visi tersebut terealisasi, bukan hal mustahil Indonesia perlahan bisa mendekati peringkat liga terbaik Asia.

Epilog: Sepak Bola Indonesia Menuju Era Baru

Super League 2025/2026 bukan hanya tentang nama baru, tetapi tentang arah dan tujuan baru. Ini adalah refleksi dari keinginan untuk menjadikan sepak bola sebagai industri yang sehat, kompetitif, dan berdaya saing internasional.

Namun, keberhasilan liga tak akan diukur dari gemerlap sponsor atau jumlah pemain asing, melainkan dari kemampuannya mencetak bintang lokal masa depan—penerus Pratama Arhan dan Ernando Ari.

“Ganti nama boleh, asal jangan sekadar ganti kulit.” (berbagaisumber/*)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN