Al-Ahly vs Inter Miami: Drama Tanpa Gol yang Penuh Cerita di Laga Pembuka Piala Dunia Antarklub 2025

Ilustrasi, Al-Ahly vs Inter Miami. (f:dok/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Suara 65.000 penonton mendadak tersedak saat Oscar Ustari melesat ke sudut kanan gawangnya.
Tendangan penalti Trezeguet, yang sedetik sebelumnya hampir memecah kebisuan, ditepis dengan spektakuler.
Itulah momen puncak dari babak pertama yang didominasi Al-Ahly, di mana klub Mesir itu mengguncang pertahanan Inter Miami dengan serangan bertubi-tubi.
Laga pembuka Piala Dunia Antarklub 2025, Minggu (15/6/2025, turnamen 32 tim perdana hasil revolusi format FIFA, ternyata tak sekadar seremoni.
Ini adalah bentrokan filosofi: soliditas tim Afrika dengan 155 trofi melawan glamor bintang Amerika yang dihiasi Lionel Messi.
Meski berakhir 0-0, 90 menit itu meninggalkan cerita yang jauh lebih kaya dari sekadar angka.
Babak Pertama: Al-Ahly Menekan, Ustari Menyelamatkan
Sejak wasit Alireza Faghani membunyikan peluit, Al-Ahly menunjukkan mengapa mereka raja Afrika sepak bola klub.
Dengan formasi 4-2-3-1 yang kompak, lini tengah mereka—dikomandoi Emam Ashour dan Marwan Attia—memotong aliran bola ke kaki Messi-Busquets-Suarez. Efeknya langsung terasa:
- Menit ke-7: Ashour melepaskan tembakan dari jarak 18 meter, Ustari merespons cepat.
- Menit ke-30: Wessam Abou Ali membobol gawang, tapi bendera offside menyelamatkan Miami.
- Menit ke-41: Pelanggaran Telasco Segovia pada Zizo memberi penalti. Trezeguet yang menjadi eksekutor ditahan Ustari dengan refleks elang.
Statistik babak pertama berbicara jelas: Expected Goals (xG) Al-Ahly 1.98 vs Miami 0.70.
Dominasi itu tak lepas dari kelemahan lini belakang Miami—yang sudah dihantui cedera Jordi Alba dan Gonzalo Lujan sebelum laga.
Baca Juga: Piala Dunia Antarklub FIFA 2025: Jadwal, Pemain, dan Tim Unggulan yang Siap Mencuri Perhatian
Babak Kedua: Kebangkitan Miami, Aksi Messi vs El Shenawy
Masuk babak kedua, Javier Mascherano membuat penyesuaian drastis.
Federico Redondo lebih sering turun membantu lini belakang, sementara Messi diposisikan lebih bebas sebagai “false nine”. Hasilnya? Gelombang serangan Miami mengalir deras:
- Menit ke-64: Tendangan bebas Messi melengkung indah, hanya selisih 30 cm dari tiang jauh.
- Menit ke-85: Sundulan Fafa Picault dari umpan silang Messi ditepis Mohamed El Shenawy dalam penyelamatan yang dianggap "gemilang" oleh media olahraga.
- Injury time: Tembakan melengkung Messi kembali ditangkap El Shenawy, diikuti penyelamatan berikutnya pada tendangan Maximiliano Falcon.
Alur Taktik: Mascherano vs Riveiro
Strategi kedua pelatih mencerminkan identitas tim mereka:
- Jose Riveiro (Al-Ahly): Memanfaatkan kecepatan Trezeguet dan Wessam Abou Ali untuk serangan balik. Formasi 4-2-3-1 dengan double pivot (Attia-Reda) sukses memutus pasokan ke Busquets.
- Javier Mascherano (Inter Miami): Mengandalkan kreativitas individu Messi dan pergerakan Luis Suarez sebagai target man. Sayang, transisi bertahan-menyerang lambat membuat mereka rentan kontra.
Konstelasi Turnamen: Grup Maut dan Harapan Lolos
Sebagai pembuka turnamen 32 tim pertama dalam sejarah, laga ini sukses membuktikan kompetisi ini bukan sekadar eksperimen. Beberapa fakta besar di baliknya:
- Hadiah juara mencapai $125 juta—terbesar dalam sejarah sepak bola klub.
- Al-Ahly adalah klub tersukses dunia dengan 155 trofi, sementara Miami mewakili tuan rumah lewat status MLS Supporters' Shield 2024.
- Grup A disebut “grup maut” karena diisi Porto dan Palmeiras—dua raksasa Eropa dan Amerika Selatan.
Implikasi Klasemen: Satu Poin yang Bisa Menentukan Nasib
Hasil imbang ini meninggalkan Grup A terbuka lebar:
- Al-Ahly akan uji mental melawan Palmeiras (19 Juni)—tim yang secara teknis lebih kompleks dari Miami.
- Inter Miami harus berhadapan dengan Porto (20 Juni) tanpa toleransi untuk gagal. Kekalahan bisa berarti eliminasi dini.
Fakta Kunci: Ini adalah pertama kalinya Inter Miami dan Al-Ahly bertemu dalam sejarah. Meski tanpa gol, duel mereka telah mencatatkan drama tak terlupakan.
Epilog: Pembuka yang Sempurna untuk Turnamen Sejarah
Jika FIFA ingin membuktikan bahwa format 32 tim bisa menghasilkan laga berkelas, mereka telah sukses lewat duel di Hard Rock Stadium.
Imbang 0-0 ini bukan akhir, melainkan prolog untuk pertarungan lebih sengit.
Dengan Messi yang masih dalam performa puncak (5 gol dalam 3 laga terakhir MLS) dan Al-Ahly yang tak kenang lelah, perjalanan mereka di Piala Dunia Antarklub baru saja dimulai.
Dan seperti bisikan Javier Mascherano usai laga: “Ini baru babak pertama. Kami datang untuk bertahan lama.”
Skenario itu masih mungkin—asal Miami belajar dari malam di mana soliditas kolektif nyaris mengalahkan senjata bintang.
Demikian dikutip dari berbagai sumber media terpercaya, dan dirangkum dengan menggunakan Artifial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. (*)
BERITA TERPOPULER




Al-Ahly vs Inter Miami: Drama Tanpa Gol yang Penuh Cerita di Laga Pembuka Piala Dunia Antarklub 2025





