Fadli Zon Tegaskan Budaya Sebagai Hak Asasi dan Pilar Ekonomi Global di Forum UNESCO

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, saat menyampaikan pandangannya dalam forum UNESCO. (foto: Kementerian Kebudayaan)
Jakarta, MISTAR.ID
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menekankan budaya harus diakui sebagai hak asasi fundamental sekaligus kekuatan ekonomi dunia. Hal ini disampaikan dalam forum budaya global UNESCO MONDIACULT 2025 di Barcelona, Spanyol, Selasa (30/9/2025).
Berbicara di hadapan para menteri kebudayaan dan organisasi internasional, Fadli menegaskan akses, partisipasi publik, dan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan budaya adalah esensi dari hak budaya itu sendiri.
“Konstitusi kita, khususnya Pasal 32 UUD 1945, mengamanatkan negara untuk memajukan kebudayaan nasional dan menjamin kebebasan masyarakat dalam mengembangkan nilai-nilai budaya,” kata Fadli.
Ia juga menyoroti pentingnya kebebasan berekspresi serta pelestarian pengetahuan dan kearifan lokal. Menurutnya, budaya tidak boleh menjadi hak istimewa segelintir orang, melainkan hak hidup yang setara bagi semua.
Baca Juga: Fadli Zon Dukung Pelestarian Budaya Melayu Sumatera Timur: Besalen dan Museum Keris Akan Dibangun
Fadli turut mengangkat isu repatriasi benda bersejarah sebagai bagian dari keadilan budaya. Ia mencontohkan pemulangan lebih dari 28.000 fosil Koleksi Dubois dari Belanda—termasuk Homo erectus Trinil—sebagai langkah nyata Indonesia dalam memulihkan identitas bangsa.
“Repatriasi sangat penting untuk mengembalikan martabat bangsa dan menyambung kembali identitas budaya kepada generasi penerus,” ujarnya.
Untuk mendorong partisipasi masyarakat, Fadli menjelaskan Indonesia telah memiliki mekanisme Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD), yang memungkinkan komunitas adat dan kelompok rentan berkontribusi dalam kebijakan budaya.
“Publik bukan hanya penerima manfaat budaya, tapi juga pelaku utama dalam pelestarian dan pengembangannya,” ucapnya.
Di sisi ekonomi, Fadli menyebut sektor budaya dan kreatif menyumbang sekitar US$ 4,3 triliun atau 6% dari PDB global, menjadikannya salah satu sektor strategis masa depan.
Indonesia, lanjut Fadli, tengah mengembangkan berbagai skema pembiayaan budaya, seperti dana abadi Indonesiana, kerja sama internasional, serta kemitraan publik-swasta untuk infrastruktur budaya.
“Budaya harus menjadi fondasi pembangunan berkelanjutan pasca-2030. Komitmen kami adalah memperkuat hak budaya, membuka ruang partisipasi, dan memperluas akses pembiayaan,” tuturnya.
Fadli menutup dengan menyatakan partisipasi Indonesia di MONDIACULT 2025 adalah bagian dari diplomasi budaya Indonesia untuk menegaskan peran aktifnya dalam percaturan budaya global.
“Budaya adalah kekuatan bangsa. Indonesia siap menjadi pemimpin dalam dialog budaya dunia,” ujarnya. (mtr/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Rangkuman Sejarah, Kronologi, Tujuan, dan Tokoh G30S PKI