Wednesday, October 1, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Konvoi Presiden Ekuador Diserang Demonstran dalam Protes Kenaikan Tajam BBM

Rabu, 1 Oktober 2025 00.17
konvoi_presiden_ekuador_diserang_demonstran_dalam_protes_kenaikan_tajam_bbm

Demonstran memblokir jalanan dalam aksi memprotes kenaikan bahan bakar di Ekuador pada 24 September. (foto: AP)

news_banner

Quito, MISTAR.ID

Gelombang protes atas penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Ekuador kian memanas. Pada Selasa (30/9/2025), konvoi Presiden Daniel Noboa menjadi sasaran serangan demonstran yang melemparkan batu, kembang api, hingga bom molotov saat melintas di Provinsi Imbabura.

Konvoi tersebut tidak hanya membawa Presiden Noboa, tetapi juga para diplomat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Eropa, dan Vatikan, yang tengah dalam misi kemanusiaan. Duta Besar Uni Eropa Jekaterina Dorodnova, Duta Besar Italia Giovanni Davoli, serta diplomat Vatikan Andres Carrascosa turut berada dalam rombongan tersebut.

Juru bicara pemerintah, Caroline Jaramillo, menyampaikan sekitar 350 orang menyerang konvoi secara tiba-tiba di wilayah Cotacachi. Puluhan demonstran memblokir jalan dan terlibat bentrokan dengan aparat keamanan. Akibat serangan tersebut, sejumlah kendaraan mengalami kerusakan, dengan kaca depan dan samping yang pecah akibat lemparan massa.

Melalui unggahan di media sosial X, Presiden Noboa mengutuk aksi tersebut. “Mereka menolak kemajuan Ekuador dan memilih kekerasan. Kita akan terus maju—Ekuador tidak boleh mundur,” ujarnya.

Tentara Disandera, Satu Warga Tewas

Pihak militer melaporkan 17 personel mereka disandera oleh massa dan hingga kini belum diketahui keberadaannya. Selain itu, 12 tentara dilaporkan mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.

Angkatan Bersenjata Ekuador menyebut pelaku penyerangan sebagai "kelompok teroris" dan menyatakan tidak akan mentolerir tindakan seperti ini.

Sementara itu, organisasi masyarakat adat terbesar di Ekuador, Confederación de Nacionalidades Indígenas del Ecuador (Conaie), menyatakan bahwa salah satu anggotanya, Efrain Fuerez, 46 tahun, tewas tertembak tiga kali dalam aksi protes di Cotacachi. Conaie menuduh kematian Fuerez sebagai "kejahatan negara yang dilakukan atas perintah Daniel Noboa."

Kejaksaan Ekuador menyatakan akan membuka penyelidikan atas dugaan kematian tersebut, sementara pihak kepolisian dan militer belum memberikan pernyataan resmi.

Status Darurat Ditetapkan

Menyusul eskalasi kekerasan, Presiden Noboa menetapkan status darurat di tujuh provinsi. Pemerintah menegaskan pelaku penyerangan tidak mewakili aspirasi rakyat Ekuador, melainkan merupakan tindakan kriminal yang mengancam stabilitas nasional.

Protes ini telah berlangsung lebih dari dua minggu, dipicu oleh keputusan pemerintah mencabut subsidi BBM sebagai bagian dari langkah penghematan fiskal. Conaie menyerukan mogok nasional tanpa batas waktu sampai tuntutan mereka dipenuhi. (mtr/hm24)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN