Soal Lauk MBG Berlendir, Begini Respons Plh Kepala SMPN 2 Medan

Ilustrasi sejumlah siswa di salah satu sekolah Kota Medan sedang membawa menu MBG menuju ruang kelas masing-masing. (foto: susan/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto terus berjalan di berbagai sekolah negeri dan swasta di Kota Medan. Namun dibalik implementasinya, sejumlah persoalan muncul di lapangan, salah satunya dugaan lauk MBG yang berlendir di SMP Negeri 2 Medan.
Kasus ini mencuat setelah beberapa orang tua siswa mengeluhkan kondisi lauk yang disajikan pada pertengahan September 2025 lalu. Sejumlah murid pun memilih tidak menyantap makanan tersebut karena penampilannya dianggap tidak layak konsumsi.
Pelaksana harian (Plh) Kepala SMPN 2 Medan, Dewi Sri Indriati Kusuma, diketahui juga menjabat sebagai Kepala SMPN 18 Medan di Jalan Kemuning, Kecamatan Medan Helvetia. Sumber di sekolah menyebut, Dewi lebih sering berkantor di sekolah induknya dibanding di SMPN 2.
“Ibu itu Plh di sini (SMPN 2), tapi lebih sering berkantor di SMPN 18,” ucap salah satu sumber yang meminta namanya tidak dipublikasikan, Sabtu (1/11/2025).
Baca Juga: Video Menu MBG Berulat di Dairi Beredar Luas
Upaya konfirmasi yang dilakukan sejumlah wartawan beberapa kali ke SMPN 18 Medan juga tidak membuahkan hasil. Petugas keamanan menyebut, yang bersangkutan sedang berada di luar. Pesan teks dan panggilan WhatsApp yang dikirim wartawan juga tidak direspons Dewi.
Sementara itu, seorang pengantar makanan MBG menggunakan mobil pick up tertutup mengungkapkan setiap sekolah telah memiliki nomor kontak dari dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Di mana jika ada keluhan, pihak sekolah dapat langsung menghubungi dapur yang berlokasi di daerah Medan Polonia.
Di sisi lain, laman resmi kepresidenan menegaskan program MBG merupakan bagian dari strategi nasional untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan cerdas.
Presiden Prabowo Subianto menyebut, program ini bukan sekadar bantuan pangan, tetapi investasi jangka panjang bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Presiden menuturkan, program ini berawal dari keprihatinannya saat kunjungan ke berbagai daerah, di mana banyak anak mengalami stunting dan kekurangan gizi.

























