Thursday, May 22, 2025
home_banner_first
MEDAN

Risiko Karhutla Meningkat di Beberapa Wilayah Sumut

journalist-avatar-top
Rabu, 21 Mei 2025 17.20
risiko_karhutla_meningkat_di_beberapa_wilayah_sumut

Kepala BPBD Sumut, Tuahta Ramajaya Saragih. (f: amita/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Wilayah Sumatera Utara (Sumut) memasuki fase pergeseran iklim dari musim hujan ke musim panas mulai Juni hingga Desember 2025 karena curah hujan sudah berada di bawah 5 mm per tahun.

Pergeseran musim mempengaruhi tingginya risiko kebakaran hutan (karhutla) di beberapa wilayah. Misalnya Kabupaten Samosir, Kabupaten Karo, Kabupaten Toba, Kabupaten Dairi, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan Kabupaten Padang Lawas.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut mengimbau agar masyarakat tidak menciptakan titik api.

"Daftar daerah tersebut menjadi fokus pantauan kami karena kondisi geografisnya memang seperti itu. Kebiasaan masyarakat masih harus diedukasi, terkait penanganan karhutla. Kami sampaikan ke stakeholder agar mengedukasi masyarakat terkait meminimalisir membersihkan lahan dengan cara dibakar," kata Kepala BPBD Sumut, Tuahta Ramajaya Saragih, Rabu (21/5/2025).

BPBD akan memprioritaskan pemantauan perubahan iklim di wilayah yang tinggi kemungkinan karhutla melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops).

"Aplikasi mitra kita, seperti BMKG dan Lancang Kuning dari Polri tetap diberdayakan untuk meminta saran dan masukan," tuturnya.

Kemudian, langkah antisipasi perubahan iklim juga akan berkoordinasi dengan Gubernur Sumut.

"Nanti akan diberikan surat edaran dari Gubernur Sumut kepada seluruh bupati, wali kota se-Sumut, dan kepala BPBD. Ini harus dipersiapkan, khususnya beberapa daerah yang menjadi titik fokus karhutla,” ucapnya.

Jika dibutuhkan, masih kata Tuahta, akan dilaksanakan rapat besar dengan seluruh anggota reaksi cepat yang diketuai Gubernur Sumut.

“Tim reaksi cepat diharapkan melakukan sosialisasi terkait perubahan iklim cuaca melalui platform media masing-masing, seperti media sosial, media massa, televisi, dan radio. Kami akan menginfokan secara masif,” tuturnya.

Langkah antisipasi yang lebih jauh, kata Tuahta adalah menghindari wilayah yang berpotensi karhutla.

“Jika terjadi di luar dugaan, seperti kebakaran, maka harus ada penanganan evakuasi secepatnya,” ucapnya. (amita/hm20)

REPORTER: