Kasus Penganiayaan di Masjid Agung Sibolga Tidak Ada Unsur SARA

Kunjungan dan silaturahmi Kemenag ke Polres Sibolga terkait kasus penganiayaan di Masjid Agung Sibolga (Foto: Kemenag Sumut/Mistar)
Medan, MISTAR.ID
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Ahmad Qosbi, menegaskan bahwa kasus penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Kota Sibolga beberapa waktu lalu, murni merupakan tindak kriminal dan tidak berkaitan dengan unsur SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan).
Penegasan ini disampaikannya saat meninjau langsung lokasi kejadian bersama Kapolres Sibolga, AKBP Eddy Inganta.
“Perlu kami sampaikan bahwa korban adalah warga Kabupaten Tapanuli Tengah dan bukan anak yatim piatu seperti yang beredar di media sosial, sebab dia masih memiliki ibu. Jadi ini murni perbuatan kriminal, tidak ada unsur SARA,” ujar Qosbi dalam keterangan tertulis yang diterima Mistar, Jumat (7/11/2025).
Berdasarkan keterangan yang diterima Kemenag melalui Polres Sibolga, maka tidak benar bahwa korban merupakan penduduk luar Kota Sibolga dan tidak berstatus mahasiswa.
Selain itu, disebutkan bahwa usai kejadian, Polres Sibolga datang sekitar pukul 04.55 WIB dan membawa korban ke RSUD Sibolga untuk segera ditangani. Namun pada Sabtu, 1 November 2025 sekira pukul 16.45 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia.
Ia menjelaskan, langkah cepat Polres Sibolga yang telah mengamankan para pelaku patut diapresiasi karena dapat mencegah munculnya spekulasi dan narasi menyesatkan di masyarakat.
Informasi yang diperoleh diharapkan dapat menenangkan masyarakat khususnya warga Sibolga, agar tetap kondusif dan tidak terpancing isu liar yang tidak bertanggung jawab.
“Atas nama Menteri Agama RI dan Wakil Menteri Agama, kami mengucapkan turut berdukacita atas kejadian ini. Semoga almarhum Arjuna ditempatkan di sisi terbaik Allah SWT,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolres Sibolga AKBP Eddy Inganta menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan Kementerian Agama Sumut. Ia berharap sinergi antara Polres Sibolga dan Kemenag terus terjalin untuk menjaga keamanan dan kerukunan masyarakat.
“Kami berterima kasih atas kunjungan ini. Semoga kerja sama ini semakin mempererat kebersamaan dalam keberagaman umat beragama di Kota Sibolga,” katanya.
Usai meninjau lokasi, Ahmad Qosbi bersama jajaran Kemenag dan Polres Sibolga mengunjungi keluarga korban untuk menyampaikan tali asih sebagai bentuk kepedulian.
Malam harinya, atas arahan Kakanwil Kemenag Sumut, para tokoh agama menggelar doa arwah di Masjid Agung Sibolga sebagai wujud solidaritas dan duka cita.
Diketahui sebelumnya, Arjuna Tamaraya tewas dikeroyok sejumlah pemuda di depan Masjid Agung Sibolga. Informasi yang diperoleh menyebutkan, awalnya Arjuna ditemukan tergeletak dengan kondisi luka robek dibagian pelipis wajah.
Berdasarkan rekaman CCTV yang dibagikan Pimpinan DPRD Kota Sibolga Jamil Zeb Tumori, tampak korban dianiaya oleh lima pemuda lainnya hingga tidak sadarkan diri. Usai dikeroyok dengan kondisi tidak berdaya, Arjuna diseret keluar dan diletakkan begitu saja di pinggir jalan. Meski sempat mendapatkan penanganan insentif di RSUD Sibolga, nyawa pemuda itu tak tertolong. (hm20)
























