Sunday, September 7, 2025
home_banner_first
KESEHATAN

Studi: Pemanis Rendah Kalori Bisa Percepat Penurunan Daya Ingat di Usia Paruh Baya

journalist-avatar-top
Minggu, 7 September 2025 05.30
studi_pemanis_rendah_kalori_bisa_percepat_penurunan_daya_ingat_di_usia_paruh_baya

Ilustrasi berbagai bentuk pemanis tambahan dalam makanan atau minuman (Foto: Istimewa/Mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Penelitian terbaru mengungkap bahwa pemanis rendah kalori dan tanpa kalori (LNC) dapat berdampak negatif pada fungsi otak, terutama kemampuan berpikir dan mengingat di usia paruh baya.

Pemanis buatan seperti aspartam dan sakarin, yang umum digunakan dalam yoghurt, minuman bersoda, hingga makanan rendah kalori, diduga mempercepat penurunan fungsi kognitif.

Penurunan Kognitif hingga 62%

Dalam studi tersebut, orang yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah besar mengalami penurunan kemampuan berpikir dan daya ingat 62% lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsinya. Efek ini setara dengan percepatan penuaan otak sekitar 1,6 tahun.

“Konsumsi LNC setiap hari dikaitkan dengan percepatan penurunan daya ingat, kelancaran verbal, dan kognisi global,” tulis para peneliti dalam laporan yang diterbitkan di jurnal medis Neurology.

Menariknya, dampak negatif ini paling jelas terlihat pada peserta berusia di bawah 60 tahun. Hal itu membuat para ilmuwan menyarankan agar orang dewasa paruh baya lebih berhati-hati terhadap asupan pemanis buatan.

Studi Melibatkan 12.772 Partisipan

Riset dilakukan terhadap 12.772 pegawai negeri sipil di Brasil dengan rata-rata usia 52 tahun. Mereka dipantau selama rata-rata delapan tahun.

Setiap peserta mengisi kuesioner mengenai asupan makanan dan minuman dalam setahun terakhir serta mengikuti tes kognitif, termasuk tes kelancaran verbal dan tes memori kata.

Hasilnya, konsumsi jangka panjang pemanis buatan seperti aspartam, sakarin, acesulfam K, eritritol, sorbitol, dan xylitol—berhubungan dengan penurunan fungsi otak.

Potensi Bahaya Pemanis Buatan

Penelitian ini menambah deretan temuan tentang risiko kesehatan dari pemanis buatan. Studi sebelumnya sudah mengaitkannya dengan diabetes tipe 2, kanker, masalah jantung, depresi, hingga demensia.

Para peneliti merekomendasikan agar konsumen mempertimbangkan alternatif yang lebih aman, seperti madu, sirup maple, atau tagatose.

Namun, mereka juga menekankan bahwa temuan ini masih bersifat observasional. Artinya, belum dapat disimpulkan bahwa pemanis buatan secara langsung menyebabkan penurunan fungsi kognitif.

Otoritas kesehatan dan industri makanan tetap menyatakan bahwa pemanis non-gula telah digunakan secara luas selama beberapa dekade dan dinilai aman bila dikonsumsi dalam batas wajar. (*)

REPORTER: