Pematangsiantar, MISTAR.ID

Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam JAMA Pediatrics mengungkapkan bahwa kesehatan mental seorang ayah memiliki peran besar terhadap perkembangan anaknya. Temuan ini menunjukkan bahwa dukungan psikologis bagi ayah sama pentingnya dengan ibu dalam membentuk masa depan anak.

Penelitian tersebut menganalisis data dari 84 studi yang melibatkan ribuan pasangan ayah-anak sejak masa kehamilan hingga dua tahun setelah kelahiran. Para peneliti menemukan hubungan antara gangguan mental ayah seperti depresi, kecemasan, dan stres dengan perkembangan sosial-emosional, bahasa, kognitif, fisik, serta keterampilan motorik anak.

Menurut Dr. Delyse Hutchinson, profesor madya di SEED Lifespan Research Centre, Deakin University, tekanan mental ayah dapat mengurangi sensitivitas dan responsivitas mereka saat berinteraksi dengan anak. Hal ini berpotensi memengaruhi ikatan emosional yang sehat antara ayah dan anak.

“Pria berisiko mengalami tekanan mental lebih tinggi selama transisi menjadi ayah, dengan prevalensi depresi klinis mencapai 8%, kecemasan 11%, dan stres hingga 9%,” jelas Hutchinson.

Menariknya, prevalensi depresi ayah dapat meningkat hingga 50% jika ibu juga mengalami depresi pascapersalinan. Meski begitu, penelitian yang membahas dampak kesehatan mental ayah terhadap perkembangan anak masih terbatas, terutama di luar periode pascapersalinan.

Para pakar pediatri, termasuk Dr. Arwa Nasir dari University of Nebraska Medical Center, menekankan perlunya dukungan emosional bagi kedua orang tua sejak masa perinatal. “Penting bagi tenaga kesehatan untuk menilai dan merawat kesejahteraan ayah, karena setiap tahap perkembangan anak sangat berharga,” ujarnya.

Studi ini menegaskan bahwa ayah memiliki peran yang tidak kalah penting dalam mendukung pertumbuhan fisik dan mental anak. Mengutamakan kesehatan mental sejak awal menjadi langkah penting demi terciptanya keluarga yang sehat dan harmonis. (*)