Kasus TB di Indonesia Tinggi, Ini Saran Pakar USU


Akademisi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), Dr dr Delyuzar, M.Ked(PA), Sp.PA(K). (f:berry/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Indonesia kerap menduduki posisi dua, tiga, atau empat sebagai negara dengan kasus tertinggi Tuberculosis (TB), bergantian dengan China hingga India.
Data terbaru dari Kementerian Kesehatan, Indonesia kini menduduki peringkat nomor dua sebagai negara dengan kasus TB tertinggi.
Menanggapi ini, Akademisi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), Dr dr Delyuzar, M.Ked(PA), Sp.PA(K) mengatakan kemungkinan sejak Covid-19 terhambat dalam pencarian kasus.
"Sehingga pengobatannya juga yang berdampak dan akhirnya kasus meningkat terus," ujarnya kepada Mistar, Rabu (14/5/2025)
Lebih lanjut, Delyuzar mengatakan tidak mudah untuk penanggulangan TB, karena satu-satunya pencegahan penularan adalah dengan active case finding atau penemuan kasus aktif TB.
"Penderitanya bisa dicari, kemudian mendiagnosis dengan tepat, ditambah sekarang sudah pakai tes cepat molekul dan memang pengobatannya yang harus betul-betul tuntas," ucapnya.
Wakil Dekan I FK USU itu mengatakan peran masyarakat juga besar, tidak cukup hanya petugas kesehatan saja. Masyarakat dalam hal ini, seperti pasien TB yang sudah sembuh, sebenarnya bisa membantu program TB.
"Keluarga pasien juga bisa menjadi pendamping minum obat, kemudian mendapatkan dukungan pemerintah daerah, petugas kesehatan, dan tokoh masyarakat. Kadang ada masalah ekonomi sehingga perlu mendapatkan bantuan, jadi memang kompleks penanggulangan TB ini," tuturnya.
Direktur Eksekutif Jaringan Kesejahteraan Kesehatan Masyarakat (JKM) Indonesia itu mengatakan bahwa pengobatan TB membutuhkan pengobatan yang lama, sehingga tidak bisa cepat ditanggulangi.
"Mereka juga memiliki berbagai masalah sosial, obatnya gratis tapi belum lagi ongkosnya ke puskesmas, kemudian mitos yang beredar di masyarakat. Sehingga kompleks persoalannya mulai dari aspek medis, sosial, kepedulian, pengambil keputusan, dan banyak pihak yang terlibat," katanya. (berry/hm25)
PREVIOUS ARTICLE
Muntaber Dapat Menular, Ketahui Cara Pencegahannya