Sunday, October 5, 2025
home_banner_first
HUKUM & PERISTIWA

Guru di Sidikalang Diduga Aniaya Murid karena Bola, Kasusnya Viral di Medsos

Minggu, 5 Oktober 2025 18.51
guru_di_sidikalang_diduga_aniaya_murid_karena_bola_kasusnya_viral_di_medsos

SD Negeri 030277 Teladan Sidikalang. (foto: manru/mistar)

news_banner

Dairi, MISTAR.ID

Insiden kekerasan terhadap murid Sekolah Dasar (SD) di Sidikalang, Kabupaten Dairi, viral di media sosial (medsos). Seorang siswa kelas 5 SD diduga dijambak dan ditampar oleh gurunya saat bermain bola di lapangan sekolah.

Peristiwa ini pertama kali diungkap oleh seorang pendeta bernama Pdt. Tondi Lumban Gaol, yang juga merupakan ayah dari korban. Ia mencurahkan kejadian tersebut melalui sebuah unggahan di grup WhatsApp 'Dairi Kekelengen' yang beranggotakan lebih dari seribu orang.

Dalam unggahannya, Minggu (5/10/2025) sekitar pukul 16.02 WIB, Tondi menuliskan “Shalom. Njuah-juah. Mejuah-juah. Horas. Selamat siang. Izin bertanya bapak ibu, adakah di sini yang bekerja di Dinas Pendidikan dan Badan Perlindungan Anak?”

Tondi kemudian menceritakan bahwa pada Sabtu (4/10/2025) sore, putranya yang bernama Yabes Marsel Lumban Gaol tengah bermain bola bersama teman-temannya di halaman sekolah. Saat hendak mengoper bola, bola tersebut mengenai salah seorang guru.

Guru itu kemudian disebut langsung mendekati anak tersebut, menjambak rambutnya dengan tangan kiri sambil mengangkat kepala ke atas, lalu menampar pipi kanannya dengan tangan kanan. “Peristiwa ini terjadi di lapangan sekolah dan disaksikan oleh teman-temannya serta guru lainnya,” tulis Tondi.

Meski sang anak telah meminta maaf, guru tersebut disebut menolak permintaan maaf. Akibat insiden itu, korban menjadi bahan ejekan teman-temannya dan mengatakan pada orang tuanya bahwa ia tak ingin lagi bersekolah.

“Setelah pulang, anak saya mengatakan tidak mau sekolah lagi. Bagaimana tanggapan bapak ibu?” lanjutnya dalam unggahan tersebut.

Tak lama setelah menerima banyak respons dari anggota grup, Tondi kembali menulis:

“Terima kasih atas tanggapan bapak/ibu. Saya Pdt. Tondi Lumban Gaol. Anak sulung sayalah korbannya, namanya Yabes Marsel Lumban Gaol. Saya juga meminta maaf kepada guru yang bersangkutan atas tindakan anak saya. Saya tidak sepenuhnya membela anak saya, tetapi tindakan guru dengan main fisik bukan tindakan terpuji.”

Ia menambahkan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Dinas Perlindungan Anak di Sidikalang, dan rencananya pada Senin (6/10/2025) pagi, mereka akan membawa anaknya ke kantor PPA untuk diberikan penguatan mental.

“Saya berharap peristiwa seperti ini tidak terulang lagi, cukup hanya anak kami yang menjadi korban,” ucapnya.

Kepada Mistar yang menghubunginya lewat WhatsApp, Tondi mengaku sempat didatangi pihak tertentu yang meminta agar kasus ini tidak dibawa ke ranah hukum dan diselesaikan secara kekeluargaan.

“Terima kasih sudah memberikan perhatian. Tadi saya dihubungi seseorang, agar masalah ini tidak dilanjutkan ke ranah hukum dan tidak melibatkan wartawan. Diselesaikan kekeluargaan. Kami pun sebagai orang tua tidak sepenuhnya membela anak, namun sistem di satuan pendidikan perlu dibenahi,” ucapnya.

Bersamaan dengan ramainya pembahasan di media sosial, informasi lokasi kejadian mulai terungkap. Diduga insiden tersebut terjadi di SD Negeri 030277 Teladan Sidikalang. Namun, hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah belum dapat dimintai konfirmasi karena masih dalam masa libur.

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN