Wednesday, October 29, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Badai Melissa Terjang Kuba Usai Hancurkan Jamaika: Ratusan Ribu Dievakuasi, Ribuan Rumah Rusak

Mistar.idRabu, 29 Oktober 2025 20.43
FN
badai_melissa_terjang_kuba_usai_hancurkan_jamaika_ratusan_ribu_dievakuasi_ribuan_rumah_rusak

Badai Melissa yang menerjang Kuba usai menghancurkan Jamaika. (foto:reuters/mistar)

news_banner

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Badai Melissa menghantam pantai selatan Kuba bagian timur pada Rabu (29/10/2025) pagi waktu setempat, hanya beberapa jam setelah meluluhlantakkan Jamaika. Badai yang sudah melemah ke kategori 3 ini membawa angin kencang berkecepatan hingga 195 kilometer per jam (120 mph) dan menimbulkan ancaman besar berupa banjir bandang, tanah longsor, serta gelombang badai yang mengancam jiwa.

Pusat Badai Nasional Amerika Serikat (NHC) melaporkan, badai menghantam wilayah Guama, sekitar 25 mil di barat Santiago de Cuba. Pihak berwenang Kuba segera memutus pasokan listrik di sebagian besar wilayah timur pulau itu dan mengevakuasi lebih dari 735.000 warga dari daerah berisiko tinggi.

Presiden Kuba, Miguel Díaz-Canel, memperingatkan bahwa badai Melissa akan menyebabkan “kerusakan signifikan” dan mendesak warga untuk mematuhi perintah evakuasi.

“Kami telah memobilisasi 2.500 pekerja listrik untuk mempercepat pemulihan setelah badai melintas,” ujarnya, dikutip dari Reuters, Rabu (29/10/2025) malam.

Jamaika Porak-Poranda, Ratusan Ribu Tanpa Listrik

Sebelum menerjang Kuba, badai Melissa lebih dulu melanda Jamaika pada Selasa (28/10/2025) dengan kekuatan mencapai 185 mph, menjadikannya badai terkuat yang pernah menghantam negara itu dalam sejarah modern.

Wilayah barat daya Jamaika, terutama paroki St. Elizabeth, dilaporkan “tenggelam di bawah air”, meninggalkan lebih dari 500.000 penduduk tanpa aliran listrik. Perdana Menteri Jamaika, Andrew Holness, menyebutkan terjadi kerusakan besar pada rumah sakit, properti perumahan, fasilitas komersial, serta infrastruktur jalan.

“Belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa, tetapi mengingat skala kehancuran, kami memperkirakan akan ada beberapa kehilangan nyawa,” ujar Holness dalam wawancaranya dengan CNN.

Rekaman di media sosial menunjukkan pohon-pohon tumbang, jalan rusak parah, hingga atap rumah yang beterbangan. Bandara di Montego Bay pun dilaporkan rusak berat, dengan area penumpang yang tergenang air dan langit-langit runtuh.

Menurut ahli meteorologi AccuWeather, badai Melissa menjadi badai paling intens ketiga di Karibia, setelah badai Wilma (2005) dan Gilbert (1988). Para ilmuwan menilai, badai semakin sering dan cepat menguat akibat pemanasan laut yang dipicu perubahan iklim.

Bahama dan Hispaniola Bersiap Hadapi Terjangan Melissa

Setelah melanda Kuba, badai Melissa bergerak menuju timur laut dan diperkirakan akan melewati Kepulauan Bahama. Pemerintah Bahama telah memerintahkan evakuasi di wilayah selatan untuk menghindari dampak terburuk.

Sementara itu, pulau Hispaniola — yang terdiri dari Haiti dan Republik Dominika — telah dilanda hujan lebat selama beberapa hari terakhir. Otoritas setempat melaporkan sedikitnya empat orang tewas akibat banjir dan tanah longsor.

Kuba Hadapi Krisis di Tengah Badai

Situasi ini memperburuk kondisi Kuba yang sudah tertekan akibat krisis pangan, kekurangan bahan bakar, dan kelangkaan obat-obatan. Pemerintah menilai badai Melissa datang pada waktu yang “sangat buruk”, di tengah meningkatnya arus migrasi akibat kesulitan ekonomi sejak 2021.

Video dari media lokal memperlihatkan aliran air berwarna coklat menggenangi jalan-jalan di kaki pegunungan Sierra Maestra, serta rumah-rumah penduduk yang terendam. Di Guantánamo, lebih dari 35% penduduk telah dievakuasi karena ancaman banjir besar.

Meskipun badai Melissa melemah setelah melewati pegunungan Kuba, dampaknya tetap dirasakan luas. Badai diperkirakan tidak akan memengaruhi ibu kota Havana secara langsung, namun pemerintah tetap bersiaga penuh menghadapi potensi badai susulan. (*/hm27)

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN