Saturday, October 4, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Militer AS Gempur Kapal di Venezuela, Empat “Teroris Narkotika” Tewas

Sabtu, 4 Oktober 2025 13.32
militer_as_gempur_kapal_di_venezuela_empat_teroris_narkotika_tewas

Militer AS melancarkan serangan terhadap kapal yang diduga milik kartel narkoba Venezuela. (foto:reuters/mistar

news_banner

Washington, MISTAR.ID

Militer Amerika Serikat (AS) menewaskan empat orang yang disebut “teroris narkotika” dalam sebuah serangan mematikan di lepas pantai Venezuela, Jumat (3/10/2025) waktu setempat.

Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, mengkonfirmasi hal itu melalui unggahan di platform media sosial X, Sabtu (4/10/2025).

Dalam pernyataannya, Hegseth menyebut serangan tersebut menargetkan sebuah kapal yang diduga mengangkut narkotika dalam jumlah besar menuju Negara Paman Sam. Ia menegaskan bahwa tidak ada pasukan AS yang terluka dalam operasi itu.

“Intelijen kami tanpa ragu mengkonfirmasi kapal ini menyelundupkan narkotika. Orang-orang di dalamnya adalah teroris narkotika yang beroperasi di jalur penyelundupan internasional. Serangan ini akan terus berlanjut sampai ancaman terhadap rakyat Amerika berakhir,” tegas Hegseth.

Dia juga membagikan video berdurasi 40 detik yang memperlihatkan sebuah kapal kecil dihantam rudal hingga meledak dan tenggelam. Ia menolak merinci jenis maupun jumlah narkoba yang dibawa kapal tersebut.

Serangan ini menjadi yang keempat dalam beberapa pekan terakhir, sekaligus mencerminkan strategi baru Presiden Donald Trump yang semakin gencar menggunakan kekuatan militer AS untuk memerangi kartel narkoba.

Sehari sebelum serangan, Trump secara resmi menyatakan bahwa AS sedang berada dalam “konflik bersenjata” dengan kartel narkoba dan menetapkan kelompok tersebut sebagai organisasi teroris non-negara.

“Presiden bertindak sesuai hukum konflik bersenjata untuk melindungi negara dari mereka yang mencoba membawa racun mematikan ke pantai kita,” kata juru bicara Gedung Putih, Anna Kelly, kepada AFP.

Menurut dokumen yang dikirim Pentagon ke Kongres, keputusan Trump memberikan dasar hukum bagi militer untuk melakukan serangan langsung di perairan internasional. Namun, sejumlah pakar hukum internasional meragukan legitimasi pendekatan ini, menilai tindakan tersebut berpotensi melanggar hukum perang.

Kapal yang menjadi sasaran berada di perairan dekat Venezuela wilayah yang selama ini dituding Washington sebagai rute utama penyelundupan narkoba ke AS.

Pemerintah Venezuela menolak tuduhan itu. Presiden Nicolás Maduro berulang kali menuding Washington menggunakan isu narkotika sebagai dalih untuk menggulingkannya.

Pada Agustus 2025 lalu, pemerintah AS bahkan meningkatkan hadiah menjadi US$50 juta (sekitar Rp800 miliar) bagi siapa pun yang memberikan informasi yang dapat mengarah pada penangkapan Maduro.

Saat ini, AS memperkuat kehadiran militernya di selatan Karibia dengan delapan kapal perang, ribuan marinir dan pelaut, satu kapal selam bertenaga nuklir, serta pesawat tempur F-35 yang ditempatkan di Puerto Riko.

Meski beberapa serangan telah dilakukan, identitas para korban dan rincian muatan kapal belum diumumkan secara resmi.

Langkah agresif Washington ini semakin memperdalam ketegangan diplomatik dengan Caracas dan memunculkan perdebatan baru soal batas legalitas penggunaan kekuatan militer dalam operasi kontra-narkoba internasional. (**/hm16)

REPORTER:

BERITA TERPOPULER

BERITA PILIHAN