Tuesday, October 21, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Didesak AS, Israel Izinkan Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Gaza

Mistar.idSelasa, 21 Oktober 2025 08.37
journalist-avatar-top
didesak_as_israel_izinkan_truk_bantuan_kemanusiaan_masuk_gaza

Puluhan bantuan truk kemanusiaan telah memasuki Jalur Gaza, Palestina, Senin (20/10/2025) usai Amerika Serikat menekan Israel untuk membuka Perbatasan Rafah. (foto: Reuters/Mistar)

news_banner

Jalur Gaza, MISTAR.ID

Puluhan truk bantuan kemanusiaan mulai memasuki Jalur Gaza, Senin (20/10/2025), setelah Amerika Serikat (AS) memberikan tekanan diplomatik kepada Israel untuk membuka akses perbatasan, terutama melalui penyeberangan Rafah.

Menurut laporan Middle East Eye, bantuan tersebut masuk melalui dua titik utama, penyeberangan Karem Abu Salem dan Kissufim. Truk-truk itu membawa makanan, susu formula, serta perlengkapan medis dan kebutuhan pokok lainnya bagi warga sipil di Gaza yang terdampak konflik.

Seorang pejabat Amerika Serikat mengungkapkan Israel telah berkomitmen untuk membuka kembali akses perbatasan tersebut, meskipun belum memberikan detail lebih lanjut terkait durasi atau kuota bantuan yang diizinkan.

Sebelumnya, Israel menahan sejumlah bantuan kemanusiaan yang hendak masuk ke Gaza, meskisaat itu telah diberlakukan fase awal gencatan senjata.

Kesepakatan gencatan tersebut mencakup beberapa poin penting, antara lain penghentian sementara serangan, pertukaran tahanan dan sandera, serta peningkatan aliran bantuan ke wilayah Gaza.

Namun, laporan di lapangan menyebutkan beberapa poin kesepakatan tersebut telah dilanggar. Serangan ke Gaza tetap terjadi, dan penahanan terhadap bantuan kemanusiaan masih berlangsung hingga baru-baru ini.

Sumber dari pemerintah Israel, sebagaimana dikutip Middle East Monitor, mengonfirmasi keputusan menutup semua akses masuk ke Gaza sebelumnya telah disepakati di level pemerintahan tertinggi.

Sejak dimulainya agresi pada Oktober 2023, Israel secara ketat mengontrol aliran bantuan ke Gaza, dengan alasan keamanan dan mencegah potensi penyalahgunaan oleh kelompok bersenjata seperti Hamas. Namun, komunitas internasional menilai pembatasan tersebut turut memperparah krisis kemanusiaan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah menetapkan Gaza dalam kondisi darurat kelaparan akibat terbatasnya pasokan makanan dan layanan kesehatan. Krisis ini semakin memburuk setelah Israel pada Mei lalu kembali memblokir masuknya bantuan.

Data terbaru menyebutkan lebih dari 67.000 warga Palestina telah meninggal dunia akibat konflik yang berlangsung selama lebih dari setahun, sementara jutaan lainnya terpaksa mengungsi dan hidup dalam kondisi serba kekurangan. (hm24)