Tuesday, October 21, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Trump Klaim Hancurkan Nuklir Iran, Khamenei: Teruslah Bermimpi

Mistar.idSelasa, 21 Oktober 2025 10.11
journalist-avatar-top
trump_klaim_hancurkan_nuklir_iran_khamenei_teruslah_bermimpi_

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. (foto: Reuters/Mistar)

news_banner

Tehran, MISTAR.ID

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, membantah keras klaim Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan sekutunya, Israel, yang menyatakan telah menghancurkan sejumlah situs nuklir Iran dalam konflik yang dikenal sebagai Perang 12 Hari pada Juni lalu.

Amerika Serikat sebelumnya mengklaim telah melumpuhkan fasilitas nuklir strategis Iran, termasuk di Natanz, Fordow, dan Isfahan. Serangan tersebut juga disebut menewaskan sejumlah ilmuwan nuklir penting Iran. Namun, Khamenei menanggapi sinis klaim tersebut.

“Presiden AS dengan bangga mengatakan mereka telah membom dan menghancurkan industri nuklir Iran. Teruslah bermimpi,” ujar Khamenei, dikutip media Iran dari pernyataannya dilansir Reuters, Selasa (21/10/2025).

Dalam pernyataan yang sama, Khamenei menolak kembali ke meja perundingan dengan Amerika Serikat terkait program nuklir Iran. Ia menyebut pendekatan Washington di bawah pemerintahan Trump lebih menyerupai tekanan daripada diplomasi.

“Trump menyebut dirinya pembuat kesepakatan. Tapi jika negosiasi disertai paksaan dan hasilnya sudah ditentukan sebelumnya, itu bukan kesepakatan—itu pemaksaan,” katanya.

Khamenei juga mempertanyakan alasan Amerika terus mencampuri urusan program nuklir Iran, yang menurut Teheran murni untuk tujuan damai. “Apa urusannya bagi Amerika jika Iran memiliki program nuklir atau tidak? Campur tangan seperti ini tidak pantas, keliru, dan bersifat memaksa,” ucapnya.

Pernyataan keras ini muncul setelah Donald Trump, dalam pidatonya di hadapan parlemen Israel pekan lalu, menyatakan keinginan AS untuk membuka kembali perundingan nuklir dengan Iran.

Sebelumnya, Iran dan AS telah menjalani lima putaran negosiasi terkait program nuklir, namun pembicaraan tersebut terhenti setelah pecahnya Perang 12 Hari, ketika Israel—dengan dukungan militer AS—meluncurkan serangan ke wilayah Iran.

Amerika Serikat dan negara-negara Barat selama ini mencurigai Iran tengah mengembangkan senjata nuklir. Namun, Iran bersikukuh seluruh program nuklirnya ditujukan untuk keperluan damai, seperti energi dan medis. (hm24)