Tuesday, October 21, 2025
home_banner_first
KESEHATAN

Psikiater: Depresi Tak Sekadar Sedih, Ini Tiga Gejalanya

Mistar.idSelasa, 21 Oktober 2025 05.30
RA
psikiater_depresi_tak_sekadar_sedih_ini_tiga_gejalanya

Ilustrasi. (Foto: Alodokter)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Depresi bukan sekadar rasa sedih. Kondisi ini dapat memengaruhi cara seseorang berpikir, berperilaku, hingga merasakan kondisi fisiknya sendiri. Dalam kehidupan modern yang penuh tekanan, mengenali tanda-tandanya menjadi langkah penting agar seseorang bisa segera mencari pertolongan.

Hal itu disampaikan Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, psikiater sekaligus Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi, yang dilansir dari Kompas, Senin (20/10/2025). Menurut Nova, depresi dapat dikenali melalui tiga kelompok gejala utama, yakni:

1. Gejala emosional dan psikologis

Gejala ini paling mudah terlihat. Penderita biasanya merasa sedih hampir setiap hari dan kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai.

“Orang yang biasanya hedon bisa jadi unhedon, enggak suka lagi hal-hal yang bikin happy,” jelas Nova.

Selain itu, muncul perasaan tidak berharga, sulit membuat keputusan, hingga pikiran tentang kematian.

2. Gejala fisik

Depresi juga dapat memicu keluhan fisik seperti insomnia atau tidur berlebihan, perubahan nafsu makan, dan berat badan.

“Ada yang kurus karena enggak mau makan, ada juga yang makan terus, cari comfort food seperti mie goreng atau sosis,” katanya.

Gejala lain termasuk kelelahan ekstrem, nyeri tubuh, dan gangguan pencernaan tanpa sebab medis yang jelas.

“Kelelahan ekstrem, nyeri-nyeri, sakit kepala, atau sakit perut tanpa sebab. Itu bisa karena gangguan gut-brain axis,” ujarnya.

3. Perubahan perilaku sehari-hari

Penderita depresi sering menarik diri dari lingkungan sosial, mengalami penurunan produktivitas, dan mengabaikan kebersihan diri.

“Ada juga yang mencoba mengatasi sakit emosional dengan alkohol atau obat penenang. Tapi obat penenang itu harus diawasi, jangan sembarangan,” tuturnya Nova.

Nova menekankan pentingnya mengenali gejala depresi bukan untuk memberi label, melainkan agar orang sekitar bisa membantu proses pemulihan.

“Depresi bisa dialami siapa saja-remaja, mahasiswa, sampai orang dewasa. Kadang dari luar kelihatan baik-baik saja, tapi kemampuan argumentatifnya menurun,” ujarnya.

Ia menambahkan, kesadaran untuk mengenali tanda-tanda depresi menjadi langkah awal penting untuk mencari bantuan profesional. Dengan dukungan dan penanganan yang tepat, depresi dapat diatasi dan kualitas hidup bisa kembali pulih. (hm25)